Cerita ini sederhana, seperti judulnya. Menceritakan insan yang sederhana. Seperti debu dan titik. Karena sejatinya semua orang itu tak lebih dari sebutir debu yang terhembus angin dimata Tuhan- Nya. Tiada arah, lemah, kecil & tak berdaya, serta tidak ada seorangpun manusia yang putih bersih seperti kertas, tanpa meninggalkan setitik noda yang tergores ( Kecuali para Nabi & Rasul, Wallahua'lam).
Begitupun juga dengan Saya, yang hanya insan biasa, yang masih belum bisa istiqamah dalam kebaikan. Tak bisa dipungkiri hal itu berpengaruh pada tulisan ini, baik dalam aturan penulisan kata maupun dalam konsteks kalimatnya maka tolonglah untuk dimaklumi dan diambil positifnya saja ya.
Kalau begitu Kita mulai saja ceritanya. Semua ini berawal dari seorang gadis bernama Andini. Siswi pindahan dari Kudus yang harus bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya. Belum lagi, Ia harus bisa menghadapi komentar- komentar negatif dari teman- teman barunya. Terutama dari seseorang yang tidak suka dengan dirinya, yaitu Aditya Rizki Dirgantara. Cowok famous yang bisa dibilang jenius itu membuat tak seorangpun siswi disekolah itu yang tidak tunduk dan tersipu jika dihadapannya. Lalu bagaimanakah dengan Andini? Bagaimana perjalanan mereka?
Sekedar mengingatkan.
Harap baca cerita ini setelah melaksanakan kewajiban kalian, seperti yang muslim sehabis salat dan membaca Al- Qur'an, cerita ini hanya selingan untuk kalian ketika waktu luang dan saya harap kalian dapat mengambil pesan dari setiap bagian cerita yang saya tulis ini.
Terimakasih dan selamat membaca.
Lauren kira hanya Maxime yang membuatnya terjebak pada gairah salah, tapi ternyata Lauren keliru.
"Kenapa mem*k kamu bisa seenak ini, Lauren?"
"Bangsat! Enak banget! Pantes Pak Maxime doyan mem*k lo!"
INI CERITA HAREM!
WARNING! CERITA DEWASA!!!
BOCIL DILARANG MENDEKAT!!
KHUSUS UNTUK PEMBACA DI ATAS 18 TAHUN!!!⚠️🔞🔞🔞