Sial! Aku tak suka dikatakan bodoh oleh siapapun, termasuk ibu dan ayahku. Memang. Aku memang payah dalam pelajaran berhitung-Matematika- Tapi, walaupun aku payah dalam pelajaran itu, nilaiku tak pernah di bawah rata-rata saat pembagian rapor dan pasti selalu menduduki peringkat pertama di setiap semesternya. Namun sialnya guru pengganti yang mengajar pelajaran Matematika sekaligus menjadi guru les ku-Kepala sekolah menyarankan aku mengikuti les private dengannya, mengingat ujian Nasional semakin dekat tapi nilai ulangan harianku selalu jelek- selalu mengataiku bodoh bodoh bodoh dan bodoh. Tapi tak sadarkah dia, siapa yang bodoh selama ini.. . Dia atau aku? Jika aku dikatai bodoh saat aku salah atau lupa memasukan rumus. Itu wajar. Tapi, bagaimana jika seorang guru ketagihan mencium muridnya sendiri. Itu tidak wajar. Dan itu juga bodoh. Mana ada guru yang berani mencium muridnya sendiri disaat murid nya sedang dalam keadaan tidak sadar. Dan sialnya murid yang di cium itu adalah aku. Brengsek bukan guru itu. Dan walaupun aku terkenal dengan panggilan pembuat onar karena semua ulahku. Suka mencari masalah, tapi aku tidak pernah melakukan hal menjijikkan seperti itu. Tapi lihat, guru itu berani sekali menciumku dan mencari tahu alasan mengapa aku suka mencari masalah- -Dengan mengorek masa lalu ku ............................................................................................................ Ps: might be boring in the beginning chapter, but many surprises in the following chapters. Jadi jangan menyerah ketika kalian membaca part pertama atau tujuh part pertama. Aku janji akan membuat cerita ini layak untuk dibaca 😉