"Deal 20 juta. Dan privacy kau kujaga, kaujuga sebaliknya. Biar kau aman." "Iya Mas, aku boleh ga minta sesuatu lagi sama kamu?" "Iya apaan?" "Tolongya kalau di depan orang tuaku kita bersikap seperti teman atau sepasang kekasih." "Ha? Orang tua kau?" "Iya." "HAHA Kau kira aku mau ketemu mereka?" "Manatau pas Mas jemput Aku." "Oh," Jawab Argi singkat. "Satu hal yang harus Kau ingat." "Iya apa Mas?" "Jangan panggil aku Mas, kau kira kau adik aku apa ha? Panggil aku Nama atau kau aja gausa lebay." "Iya mas," jawabku lalu dia menatapku dengan tatapan tajam "Maksudnya iya Gi." Aku melipat surat perjanjian yang bermaterai dan ditanda-tangani Agi dan aku. Baru saja kami sama-sama menyepakati pernikahan kontrak ini. Di dalam sini, terdapat beberapa kecemasan dan kesedihan. Yang jauh-jauh hari harus aku singkirkan tetapi masih saja aku tidak bisa. Bahkan segala rasa takut hilang dan muncul menghantui malam-malamku. Siapa sangka nasibku akan semalang ini pasca perceraian kedua orangtuaku ditambah lagi masalah yang selalu saja datang tiada henti. ________________ fiksi remaja yang di balut dengan problematika kehidupan era globalisasi.✨All Rights Reserved
1 part