9 parti In corso Per adulti"Aku nggak mau nikah sama pria tua itu, Mah!" seru Yana dengan air mata mengalir.
"Harus, Yan, kalau kamu nggak nikah sama Om Surya bagaimana nasib keluarga kita?!" Wati kekeh dengan pendiriannya. Sang putri geleng-geleng kepala melihat sikap sang ibu.
Yana melotot. "Tapi, Om Surya itu udah hampir 60 tahun, Mama!" pekiknya. "Masa Yana dijodohin sama Aki-aki, sih!"
Wati melengos. "Kaya kamu masih muda aja, Yan-Yan, kamu itu loh udah 29 tahun. Mbok ya mikir, umur segitu belum nikah, kata tetangga kamu itu perawan tua. Masih untung Om Surya mau sama kamu, laki-laki kaya raya di kampung kita."
Yana mendesah kesal. "Kok bisa sih, Yana punya orang tua macam Mama?"
Wati melotot. "Eh, maksudnya apa ngomong gitu! Kamu itu udah perawan tua, kerjaan gaji kecil, nggak ada masa depan tapi sombong!" Yana sakit hati mendengar itu. Wajahnya ia tekuk dengan tatapan menusuk.
"Oke, aku mau nikah sama Om Surya, tapi jangan harap Mama bisa minta apa-apa sama aku ya. Karena aku nggak sudi pakai harta orang tua itu. Nanti dia minta jatah lagi ke aku, hiii geli...." Ia begidik sendiri membayangkan hal tersebut. Tidur dengan laki-laki tua yang pasti sudah pada keriput. Aih....
*