Banyak yang sibuk menutupi, mengakali, mensiasati agar jadi kemasan dan jadi daya tarik untuk lebih dikenali agar tercapai tujuan materi sisi melimpahnya. saya ingin dikenali dengan cara dibaca dan dipelajari tanpa melihat visual sampul dan warna. sudahh cukup banyak jenis manusia yang dijumpai, entah sekedar berpapasan atau berkenalan dan tak jarang mencoba memandang dan saling pandang untuk menjadi kenangan dan dikenang dikemudian waktu setelah hari ini. Begitupun buku, banyak buku yang sangat menarik perhatian sampai naluri permainan warna dan kata, tentu saja sedikit gambar atau simbol penggoda semata bahkan tak jarang daya tarik sampul mengalahkan isi. Mencoba memulai hal dengan telanjang karena manusia terlahir telanjang meski di ranjang atau di selembar tikar, tetap saja telanjang. Banyak manusia mencari baju untuk memberi kesan telanjang, ketika diperlakukan efek telanjang tidak menerima dan menggaungkan lalu memberi judul tidak beretika. Dasar manusia, dan sayangnya saya pun manusia dan pembedanya dari memaknai "telanjang" itu sendiri. Ketika kita tidak menemukan sampul pada sebuah buku atau tulisan, kalimat apa yang akan dipikirkan untuk selanjutnya diucapkan? Di sini saya bukan bercerita, saya mencoba mengungkapkan yang tak terlalu sengaja dipikirkan dalam sebuah tulisan yang mana sedikit banyaknya menjelaskan sudut pandang subjektifitas saya bagaimana manusia menilai suatu karya, baik sastra maupun volinya. Dimana fokus mengkonsep kemasan dan lupa konsep isi dari karya tersebut sesekali butuh kesederhanaan dengan sedikit warna, sedikit bentuk, tanpa banyak memprioritaskan sampul atau kemasan jadi daya tarik awal untuk menggoda pembaca atau penguasa berani membaca agar tanah air kembali jaya seperti cerita-cerita yang sering dielu-elukan oleh motivator harian atau kagetan.All Rights Reserved
1 part