"Astaga! Dia yang waktu itu?!" Una bersembunyi dibalik tiang, namun sia-sia, Arka sudah melihatnya Arka menggeram kesal, ia mendekati persembunyian Una, lalu memergokinya. "Kenapa lo bilang gitu depan pacar gue?!" Suara serak Arka yang tertahan membuat Una memciut. Una berkedip dua kali dengan bibir mengerucut, "Gue iseng doang. Maap!" "Maaf? Lo kira kata maaf bisa balikin semuanya?" Arka sedikit membentak gadis di hadapannya "Ya mau gimana lagi, kan udah terjadi. Yaudah lo balikan lagi aja sama pacar lo." Una masih tertunduk, ia tak berani menatap Arka "Lo gila! Harusnya lo itu dibawa ke rumah sakit jiwa!" Mata Una membelalak, ia menatap Arka dengan kesal. "Lo sebut gue gila?!" Arka mengangguk, "Iya. Lo gila!"