"Aku layaknya Katana yang mata pedangnya terbalik. Semakin banyak menyerang, semakin melukai diriku sendiri." Begitulah Meila Maharani memahami cintanya. Tapi walaupun begitu menderita dengan rasa hina kepada dirinya sendiri, dia masih tidak bisa menyerah akan cintanya.
Dia menerima rasa hina itu, dia menerima rasa sakit dalam hatinya, dia menerima kecemburuannya, dia menerima kemarahannya, tapi tidak akan pernah menyerah akan seorang Delano Andreas G. 'tidak akan pernah, jangan harap!'.
Itu adalah bulan Juni dimana kata Sapardi Djoko Damono hujan di bulan itu ....
'Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu'.
Dalam potongan puisi Sapardi Djoko Damono yang berjudul Hujan Bulan Juni itu, aku menangkap bayangan samar telapak kakiku yang berjalan di atas kerikil. Sekarang semakin ingin ku perjelas, gambaran itu semakin buram dan lalu menghilang.
***
Kuhapus keraguanku pada jalan yang kulewati menuju drinya, namun aku dihadang oleh kenyataan bahwa keyakinan tidak cukup untuk melanjutkan perjalanan ini,
Aku menunduk melihat kakiku yang telanjang tanpa alas, jari kaki yang penuh debu, tumit yang mulai biru. Aku tak lagi memaksakan diri, kali ini aku berhenti. Berjongkok dan memandang lurus ke depan, Kulihat dia semakin jauh, aku mengulurkan tangan. Aku berharap dia kembali dan meraihnya.
** Ini adalah karya pertamaku, apabila ada masukan tuliskan di kolom komentar. Terimakasih. 😉
⚠️Yang suka sama cerita langsung entot beres, jangan masuk lapak ini!⚠️
(21+)
Berisi cerita pendek dengan tokoh yang berbeda-beda!
⚠️Mature content with a sex, deep kiss, and vulgar words⚠️
⚠️Setiap cerita bisa membuatmu sange, baper, sedih, kecewa, gregetan, sekaligus kesal!⚠️
Dosa di tanggung sendiri.