"Celotehan waktu"
Secara harfiah, "celotehan" dalam Bahasa Indonesia berarti "ocehan" atau "kecek". Jadi, "celotehan waktu" bisa diartikan sebagai "ocehan waktu" atau "kecek waktu", yang bisa merujuk pada bagaimana waktu berlalu dan "berbicara" kepada kita melalui perubahan dan peristiwa yang terjadi.
Secara simbolis, "celotehan waktu" bisa diartikan sebagai refleksi atau pemikiran tentang waktu dan bagaimana waktu mempengaruhi kehidupan kita. Misalnya, bagaimana waktu berlalu, bagaimana kita menggunakan waktu kita, atau bagaimana waktu membentuk pengalaman dan memori kita.
" 'Lauhul mahfudz' antara qobiltu atau innalilahi, antara kita dan malaikat izrail, antara kapan dan kafan, dan antara Ar Rahman dan yasin"
Menceritakan tentang Afhia Latifah Az-Zahra yang harus masuk pesantren dan di jodohkan dengan anak pemilik pesantren yang bernama Muhammad Zayyan Al Malik. Seorang Fhia yang berjuang karna mengidap penyakit tanpa sepengetahuan keluarga dan temannya kecuali sang adik ipar, Fhia yang harus mengetahui bahwa suaminya mencintai wanita lain, seorang Fhia yang berjuang mendapatkan cinta sang suami.
Akankah Fhia bisa meluluhkan hati suaminya?
Dan akankah Fhia bisa sembuh dari penyakitnya?
"Mungkin ada kata sulit untukku mencintaimu. Jika aku tidak melibatkan Allah dalam perjalananku"
-Muhammad zayyan al-malik-
"Apa mungkin tidak akan ada kata pantas untukku bersanding denganmu"
-Afhia Latifah Az-Zahra-