AROSEN !

"Seringkali manusia membenci apa yang terjadi pada dirinya, tapi itu adalah cara semesta berbicara. Biarkanlah semesta berimajinasi dengan segala pembenarannya. Namun, terkadang penolakan diri adalah argumen paling hebat yang pernah ada pada saat manusia dipertemukan dalam keadaan yang tidak ia harapkan."

•••

Dengan langkah yang tergopoh-gopoh, serta rambut agak gondrongnya yang menari seirama dengan hentakan kaki yang memijak lurus menuju aula sekolah. Devin, pria sepantaran kelas 2 sma itu mengalihkan sorot mata tajamnya pada seorang wanita berambut agak gelombang yang dibiarkan terurai. Serta tangan yang sibuk membolak-balik halaman sebuah novel. Hentakan kata devin mengejutkannya.

"Alluna Deguni, cepat pergi!"

"Aku ingin bangun dari mimpi melelahkan ini!" Sontak aksara keluar dari mulut Devin berturut-turut dengan wajah yang nampak lelah, terlihat dari cara bernafas nya. Seolah oksigen menahan untuk masuk kedalam rongga paru-paru hitamnya.