Terlalu banyak mimpiku, hingga aku tak tahu harus memulainya dari mana dan harus berbuat apa. Trauma di masa laluku menjadi penghalang di masa kini. Dan terlalu banya luka yang kutampung hingga aku buta akan arah. Aku gelap, aku sendirian, aku hampa, dan aku terkucilkan. Tak ada seorang pun yang berani mendekatiku, mereka semua menganggapku kumam. Di mata mereka aku terlalu hina, terlalu rendah untuk sekedar berteman. Aku... ingin menyerah, rasanya aku tak sanggup lagi. Aku masih terlalu lemah untuk menghadapi kerasnya hidup. Semuanya terasa kacau. Hidupku, keluargaku bahkan kisah Cinta aku pun tak ada yang baiknya. Semuanya cacat. Sehingga pada hari itu datang. Tangan dia mengulur di depanku. Membantuku untuk bangkit dari jatuh. Hingga aku sadar, dia adalah segalanya. Dia bukan hanya penolong, tapi juga penompang bagi hidupku.