"Oke please, Kasih aku satu kesempatan lagi" Adayastha lurus mata Anya, terlihat dari sana betapa kecewanya Anya pada dirinya. Adayastha mencoba untuk meraih tangan Anya, Tapi Anya menepisnya.
Anya mendongak keatas, mencoba menahan bendungan air matanya yang sebentar lagi akan pecah.
"hhh. Aku udah bener bener cape Yod, aku aja bahkan gak tau udah berapa banyak kesempatan kesempatan yang aku kasih ke kamu. Tapi kamu ngebuang itu semua secara sia sia. Udah cukup Yod. Ayo mulai kembali jadi seperti orang asing."
Anya tersenyum sebelum pergi, entahlah kali ini benar benar senyum yang berbeda dari senyum manis yang biasa Adayastha lihat.
Gadis itu benar benar hancur, Adayastha tahu itu. Ia juga tau penyebab hancur nya gadis itu, Dirinya.
Dirinya yang membuat Anya hancur, bahkan sekarang mengejar Anya pun ia tidak sanggup.
Akhh, ia bahkan tidak pernah mengejar Anya. Dia tahu seberapa bodohnya dia. Adayastha hanya bisa tertawa miris, menertawakan kebodohan dirinya.
Adayastha tahu, bahwa kali ini. Anya benar benar pergi dari hidupnya, Meninggalkan dirinya sendiri.
Mayor Teddy menyebut Diajeng Serena sebagai Ratu 1001 Modus. Dua tahun terakhir menjalin hubungan tanpa status tak membuat Teddy menjawab soal kepastian.
Lewat tuts piano setelah pertengkaran mereka kala itu, Serena menyuarakan perasaannya. Tentang sakitnya, tentang kecewa dan tentang ikhlasnya.
Serena pernah meminta Teddy mempersembahkan satu lagu untuknya yang ia abaikan, tapi kala itu tanpa diminta Teddy menekan tuts piano demi Serena.