Malam itu serupa kanvas yang tiada henti-hentinya bertabah menerima goretan demi goretan dari jejak-jejak masa lalu;
Menyerap segala warna yang terabaikan, menyusun nirmana dari setiap endapan, membentuk sketsa dalam angan-angan yang kegetiran.
----
Ini tuh ceritanya antologi puisi, tapi nyicil puisinya, satu-persatu. Sebab menulis puisi sangat sulit jika dipaksakan, semua harus mengalir. Jadi, saya menulis puisi jika semua itu mengalir dengan lancar, tanpa paksaan. Nah, biar semua bisa mengalir dengan lancar, jangan buang sampah sembarangan, ya!
SPIN-OFF CERITA AISFA ( CINTA DALAM DOA)
Mendapat restu untuk bersatu dengan orang yang kita perjuangkan selama bertahun-tahun tentu menjadi hal menyenangkan bukan? Namun, bagaimana jika cinta kita sepihak? Bahkan dalam keadaan dia mencintai orang lain?
"Saya nggak cinta sama kamu. Walaupun kita sudah menikah, bukan berarti saya akan menerimamu seutuhnya." (Syafa Izdihar)
"Sebagaimana saya mengajari anak-anak dini huruf hijaiyah, begitu juga saya akan mengajarimu jatuh cinta. Dari alif sampai ya' mesti ada proses yang harus dilalui dengan kesabaran." (Kazim Zeehan)
Tentang Kazim dan perjuangannya dan Syafa dengan rasa yang membuatnya melampaui semua batasannya.