Bagi Alan, hidup itu seperti kado. Tampak luar biasa, tetapi isinya tak tentu seindah yang dibayangkan. Ketika sudah dibuka, ternyata mengejutkan. Ketentraman, mendapatkannya seolah begitu sulit. Bahkan, sedari kecil kata tersebut belum pernah dia rasakan. Semakin hari berjalan, maka kesal terhadap diri sendiri pun bertambah. Seakan, waktu hanya terbuang sia-sia. Alan tidak dituntut untuk melakukan hal yang dia giat mencarinya. Namun, merasa bahwa segala yang dia miliki seharusnya terbagi membuat cowok itu bersikukuh atas apa yang sudah ia janjikan dalam benak. Inilah kelemahan Alan, si cowok pemilik banyak kepribadian, kurang PD membagi resah pada orang lain dan ketika gagal hanya bisa menyesal. Ikuti kelanjutannya di setiap part. Jangan tinggalin supaya kamu paham. Oke? Tenkyu ....