[FOLLOW+VOTE DULU YA SEBELUM BACA]
Senja mengalami amnesia lakunar saat menduduki bangku SMP, hal tersebut membuat dirinya tak bisa mengingat sosok kekasihnya, Arsen Marcelio.
Sesuai dengan permintaan Barta, yang tak lain adalah Ayah Senja, Arsen tak lagi menampakkan diri di hadapan Senja sejak hari itu. Hingga suatu hari, Arsen kembali dipertemukan oleh takdir, ia kembali bertemu dengan Senja di hari pertama MOS.
Namun, siapa sangka bahwa pertemuan mereka merupakan awal mula dari perjuangan Arsen yang sesungguhnya. Berjuang tanpa adanya sebuah kepastian.
Begitu banyak kejutan tak terduga hadir di tengah hubungan mereka, bisakah Arsen tetap mempertahankan semuanya? Disaat keadaan terpaksa membuatnya harus memilih untuk tetap memegang janjinya, atau, mengingkarinya.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan