Aku tidak tahu bagaimana kuharus memulai semua cerita ini, bagiku keduanya saling berhubungan "cita dan cinta". Bagiku tanpa rasa cinta kumerasa cita-cita itu tidak ada. Kamu tahu siapa aku?. Bagiku kaulah hal yang terindah "kriiiiiingggggg kriiiiinggggg"(alarm dikamarku berbunyi). Aku langsung memakai baju olahraga tanpa mandi,krna waktu untuk mandi itu lama. Jam 07:00 wib aku harus sampai di tempat latihan PRAMUKA. "treeengggg, treenggggg"(suaru kereta yang kunaiki), di setengah jalan aku melihat ada pembukaan untuk "pelatihan menjadi calon polwan". Aku langsung memberhentikan motor yang kupakai, aku membaca persyaratan ikut pelatihan polwan itu, setelah itu aku langsung melanjutkan perjalananku. Jam 07:00 wib (di sekolah), aku langsung memikirkan persyaratan itu, waktu itu aku tidak peduli apa resiko kalau ibu tahu aku ikut ini, yang aku pikirkan cuman satu AKU HARUS BISA. Aku tidak tahu mengapa ibu begitu tidak suka kalau aku itu jadi polwan, aku cerita sama teman yang dekat sama aku masalah ini, tapi temaku cuman bilang ,"ikuti kata ibumu kau akan bahagia". Mendengar saran temanku, kumerasa itu tidak adil. Tapi aku tidak boleh egois juga, krna bagaimanapun restu ibu itu segalanya (melamun sambil melihat ke atas langit). Priiitttttttt priiiittttttttt(bunyi prit dari pelatih PRAMUKA). Aku langsung masuk barisan, tapi pikiranku tidak untuk latihan itu. Tiba-tiba pelatih menghampiriku,"ada apa dengan kamu hari ini vi?"(sambil memegang pundakku), aku tidak apa-apa kak, vivi cuman ada pikiran dikit(sambil tersenyum). Selesai latihan aku langsung pulang kerumah. Di teras rumah aku menjumpai wanita separuh baya berpakaian warna putih sambil membawa gunting, wanita itu adalah ibuku