Ini bukan kisah dimana kamu mendapati scene romantis yang berlebih hanya sebuah kisah Ravin Al-Hafizh bersama tetangga barunya Clyra Amanda Husein
Ravin-si cowok tengil dengan tingkat kepekaan yang bisa dikategorikan sebagai mitos-hanya punya kepekaan sebesar 0,00001%. Bagi Ravin, dunia ini seperti panggung stand-up comedy tanpa henti. Semua hal, sekecil apapun, dianggapnya sebagai lelucon. Nilai ulangan jeblok? Komedi. Motor mogok di tengah hujan? Sitkom.
Di sisi yang berlawanan dari spektrum emosional, berdirilah Lyra-cewek perfeksionis sejati. serius, terorganisir, dan logis. Semua terencana, semua rapi, semua tepat sasaran. Tapi entah kenapa, justru Ravin-lah yang selalu mengusik pikirannya. Mungkin karena Ravin itu... ya, nyebelin tapi hidup, tengil tapi keren. Hari itu, Lyra memberanikan diri mengatakan tiga kata yang sudah lama tertahan, dipendam di balik catatan rapat dan sticky notes yang rapi. Dengan napas yang nyaris tercekat, dia menatap Ravin dan berkata dengan suara pelan namun tegas: "Gue suka lo."
Kalimat "Gue suka lo" itu jelas bukan lelucon-tapi Ravin, dengan kepekaan setipis kulit bawang yang sudah dikeringkan, tetap menganggapnya begitu. Layakkah ditertawakan? Tidak. Tapi di dunia Ravin, semua hal adalah hiburan. Bahkan cinta?
Silahkan menikmati kisah komedi Ravin dan Clyra
let's try roller coster in this story :):)