"Kolokasi berarti asosiasi tetap antara kata dengan kata lain dalam lingkungan yang sama. Misalnya mawar dan melati, UUD 1945 dan Pancasila. Udah," June mendongak, menatap malas Dovan yang tadi memintanya membaca makna sebuah istilah linguistik dari buku. Padahal kakak tingkatnya itu jelas-jelas bisa membacanya sendiri.
"Ada satu contoh lagi, di bawah sendiri. Baca."
June menghela napas kemudian membaca satu contoh kolokasi yang dia lewatkan, "Junia dan Dovandra?" June tau contoh itu jelas bukan contoh dari buku, dan merupakan contoh yang Dovan tulis dengan tangan laki-laki itu sendiri.
"Kak Dovan mau jelasin maksud contoh terakhir?" June mendongak, menatap Dovan yang duduk di depannya. Bertanya, sambil diam-diam mengigit bibir dalamnya. Gelisah.
"Kamu mau menjadi kolokasi saya?"
"Kak Dovan nembak saya?"
Dovan mengendikan bahu, "Saya meminta kamu menjadi asosiasi tetap buat nama saya, satu-satunya nama yang disandingkan dengan nama saya. Kalau itu mau kamu anggap saya nembak kamu, ya, biar mudah, anggap saja begitu."
June menghela napas, memilin bibir bawahnya, berpikir. Mempertimbangkan beberapa hal, sebelum akhirnya mengangguk. Setuju menjadi kolokasi seorang Dovandra Yudhistira. Menjadikan Junia Laily, namanya, sebagai satu-satunya asosiasi untuk nama laki-laki itu.
Tapi benarkah June adalah kolokasi Dovan?