Story cover for The Message by Anthon_diary
The Message
  • WpView
    Reads 1,729
  • WpVote
    Votes 476
  • WpPart
    Parts 19
  • WpView
    Reads 1,729
  • WpVote
    Votes 476
  • WpPart
    Parts 19
Ongoing, First published Oct 25, 2019
Catatan ini berisi percakapan singkat dari beberapa orang yang saya jumpai, dari perspektif yang mereka miliki, dan idealisme yang mereka anut.

Pesan ini adalah percakapan sederhana, namun jika kamu membacanya dengan sedikit berbeda, kamu akan menemukan sebuah rasa yang dalam hingga menggenang, menyakitkan, serta kesedihan dan kebahagiaan yang dibiarkan hanyut begitu saja.

Saya harap tulisan ini bisa sedikit memberikan mu ruang yang lebih luas untuk berpikir tentang orang lain, merasakan yang mereka rasakan, dan mendorongmu lebih dekat ke gerbang refleksi diri.

Karna saya percaya,
"Terkadang kita tidak benar-benar mendengarkan ketika kita sedang mendengar".




#note: jika kalian punya dialog yang berkesan dan ingin diabadikan silahkan kontak saya. Terima kasih.
All Rights Reserved
Sign up to add The Message to your library and receive updates
or
#177sindiran
Content Guidelines
You may also like
Buku Ini Gak Konsisten, Tapi Ya Sudahlah by akmal1505
25 parts Ongoing Mature
Hanya menuang segala kata dalam hiruk-pikuk kehidupan-merekam apa yang lewat, menuliskan apa yang terlintas, tanpa janji akan kedalaman atau kebijaksanaan. Tidak ada urgensi untuk menjelaskan, tidak ada kepentingan untuk dipahami, sebab dunia sudah penuh dengan orang yang mengira dirinya tokoh utama. Kata-kata berdiri sendiri, mengalir mengikuti arus yang tak selalu jelas arahnya, seperti rapat yang seharusnya bisa diselesaikan dengan satu email. Kadang tajam, kadang datar, sering kali hanya sekadar ada, mengisi ruang seperti iklan yang muncul di saat paling tidak dibutuhkan. Kadang melankolis, kadang sinis, kadang seperti bercanda tapi ternyata menyelipkan sesuatu yang dalam. Hidup ini kadang absurd kadang, ah sudahlah-namun makna di dalamnya juga sering lewat tanpa permisi. Saya pun sadar, tidak semua orang punya waktu untuk membaca sesuatu yang mungkin hanya sekadar refleksi seseorang yang terlalu banyak diam di pojok ruangan, mengamati bagaimana orang-orang tertawa, menangis, lalu pura-pura lupa bahwa mereka pernah melakukan keduanya. Tapi tenang saja, saya tidak akan memaksa Anda untuk membaca sampai selesai-membaca separuh lalu berpikir, "Ah, ini mah nggak masuk akal," juga merupakan bagian dari perjalanan menemukan makna, bukan? Maka, jika pada akhirnya tulisan ini lebih mirip tumpukan halaman tugas yang ditunda dikerjakan sampai tenggat waktu atau coretan iseng di pinggir buku catatan kuliah yang berakhir lebih eksistensial dari esai akademik-saya tidak akan terkejut. Seperti manusia yang mencari hiburan, semua tulisan ini juga mungkin sedang mencari pembacanya yang tepat, atau setidaknya, seseorang yang cukup penasaran untuk bertanya, "Ini cerita isinya apa sih?" sebelum akhirnya menguap dan kembali membuka media sosial. Jika Anda menemukan sesuatu yang berharga di dalamnya, anggap saja saya sedang beruntung. Jika tidak, ya, setidaknya saya sudah menyumbang satu tulisan lagi ke alam semesta ini.
NOESIS [END] by Reisen_San
21 parts Complete
Setiap pagi dimulai dengan nada yang sama. Nada yang tidak asing, tapi juga tak pernah benar-benar diingat. Seperti dengung lembut yang tumbuh dari dinding, atau bisikan yang terlalu sopan untuk membangunkan siapa pun. Anak-anak terbangun perlahan. Mereka tahu kapan harus duduk, kapan harus tersenyum, dan kapan harus mengatakan "terima kasih" pada sesuatu yang tidak pernah mereka lihat. Langit tak pernah berubah. Lantai tak pernah berdebu. Hari-hari disusun rapi seperti barisan seprai yang terlipat. Tidak ada yang jatuh. Tidak ada yang hilang. Kecuali... sesuatu yang tidak pernah disebut. Di antara semua yang seragam, ada satu yang tidak persis cocok. Seorang anak perempuan yang terlalu tenang, terlalu sering diam di tengah keramaian, dan matanya-selalu mencari sesuatu yang tidak terlihat orang lain. Serene. Ia menulis hal-hal kecil di balik kertas tugas. Hal-hal yang tidak pernah diajarkan, dan tidak boleh ditanyakan. Ia mencatat kapan musik terasa sedikit lebih sendu, kapan suara langkah di lorong tidak cocok dengan jumlah kaki. Orang bilang Serene hanya anak yang suka berpikir. Anak yang tidak pernah nakal, tidak pernah melawan. Tapi mereka tidak tahu... diam itu kadang bukan berarti lupa, melainkan mengingat terlalu banyak. Dan pagi-pagi di tempat ini, yang seharusnya hangat dan tenang, perlahan mulai terdengar berbeda- bukan karena ada suara baru, tapi karena seseorang mulai benar-benar mendengarkan. [Update setiap Malam] 《DISCLAIMER》 [DON'T COPY PASTE MY STORY!!] *Aku butuh sebuah 🌟 agar mereka yang tak terlihat tidak mendekat * Start = 14 mei 2025 Finish =
CATATAN HARIANKU by adirosadi95
17 parts Complete
Tentunya pasti dari kalian pernah mendengar cerita-cerita atau melihat film-film hantu yang menyeramkan ? mungkin akan membuat bulu kuduk kalian berdiri, apalagi jika melihat langsung wujud-wujud dari mereka. Kemungkinan orang itu akan terlihat seperti orang tak waras yang sering berbicara seorang diri atau bertengkar meski yang dihadapinya hanyalah angin semilir. Seperti halnya yang terjadi pada diriku, cerita-cerita yang terjalin bersama makhluk-makhluk mengerikan itu sampai menjadi luka yang mendalam ketika berjalan beriringan dengan langkah mereka. Sulit terbayangkan ketika ribuan makhluk berwujud tak ideal menampakan diri padaku, menggangu kenyamananku untuk beraktivitas seperti layaknya teman-teman sebayaku lakukan. terlebih ketika semua ini bukan ilusi belaka ataupun halusinasi, wajah-wajah mereka yang mengerikan dan menyeramkan itu benar-benar hadir di setiap waktuku. Seringkali aku heran dengan mereka, duniaku dengan dunia mereka jauh lebih berbeda, tanah yang kami pijakpun juga berbeda. suatu ketika aku pernah berfikir, mengapa mereka harus terlibat dalam hidupku begitu pula aku harus terlibat dalam hidupnya. Namun, aku mulai menyadari bahwa kita masih berada di bawah naungan langit yang sama. Berulang kalinya semua peristiwa ataupun kejadian tentang diriku juga dengan orang lainnya terjadi begitu saja. Aku seperti surat kabar yang siap untuk memberitahukan setiap kabar peristiwa ataupun kejadian yang akan terjadi dengan diriku ataupun orang lainnya. Semua itu tersimpan dalam catatan Harianku ini. Jika kalian tetap menginginkan menjelajahi catatanku, aku persilahkan memasuki Gerbang Dimensiku terlebih dahulu untuk bercengkrama dengan kisah-kisah mereka. Ingaatlah ketika mereka berkata "Merekapun pernah nyata !!!"
You may also like
Slide 1 of 9
Buku Ini Gak Konsisten, Tapi Ya Sudahlah cover
Hopeless cover
I Am Your Sad Ending cover
NOESIS [END] cover
Ms. Moody & Mr. Arogan[STILL ON PROGRESS] cover
crazy love |END cover
CATATAN HARIANKU cover
psychologycal cover
Lara yang tak kunjung USAI ||•ondah•|| cover

Buku Ini Gak Konsisten, Tapi Ya Sudahlah

25 parts Ongoing Mature

Hanya menuang segala kata dalam hiruk-pikuk kehidupan-merekam apa yang lewat, menuliskan apa yang terlintas, tanpa janji akan kedalaman atau kebijaksanaan. Tidak ada urgensi untuk menjelaskan, tidak ada kepentingan untuk dipahami, sebab dunia sudah penuh dengan orang yang mengira dirinya tokoh utama. Kata-kata berdiri sendiri, mengalir mengikuti arus yang tak selalu jelas arahnya, seperti rapat yang seharusnya bisa diselesaikan dengan satu email. Kadang tajam, kadang datar, sering kali hanya sekadar ada, mengisi ruang seperti iklan yang muncul di saat paling tidak dibutuhkan. Kadang melankolis, kadang sinis, kadang seperti bercanda tapi ternyata menyelipkan sesuatu yang dalam. Hidup ini kadang absurd kadang, ah sudahlah-namun makna di dalamnya juga sering lewat tanpa permisi. Saya pun sadar, tidak semua orang punya waktu untuk membaca sesuatu yang mungkin hanya sekadar refleksi seseorang yang terlalu banyak diam di pojok ruangan, mengamati bagaimana orang-orang tertawa, menangis, lalu pura-pura lupa bahwa mereka pernah melakukan keduanya. Tapi tenang saja, saya tidak akan memaksa Anda untuk membaca sampai selesai-membaca separuh lalu berpikir, "Ah, ini mah nggak masuk akal," juga merupakan bagian dari perjalanan menemukan makna, bukan? Maka, jika pada akhirnya tulisan ini lebih mirip tumpukan halaman tugas yang ditunda dikerjakan sampai tenggat waktu atau coretan iseng di pinggir buku catatan kuliah yang berakhir lebih eksistensial dari esai akademik-saya tidak akan terkejut. Seperti manusia yang mencari hiburan, semua tulisan ini juga mungkin sedang mencari pembacanya yang tepat, atau setidaknya, seseorang yang cukup penasaran untuk bertanya, "Ini cerita isinya apa sih?" sebelum akhirnya menguap dan kembali membuka media sosial. Jika Anda menemukan sesuatu yang berharga di dalamnya, anggap saja saya sedang beruntung. Jika tidak, ya, setidaknya saya sudah menyumbang satu tulisan lagi ke alam semesta ini.