Franaya Kansil percaya akan pepatah witing tresno jalaran soko kulino ketika menerima pinangan Ardi Mahesa. Pernikahan mereka seharusnya baik-baik saja karena tak ada secuil pun penolakan. Namun, waktu justru menyatakan bahwa Franaya bukanlah belahan jiwa Ardi Mahesa. Laki-laki itu berani menawarkan segenggam harapan pada hati lain. Di persimpangan, rahasia dan luka masa kecil mereka terkuak. Baik Franaya maupun Ardi nyatanya adalah dua keping hati yang saling melupakan. Mengapa demikian? First Published 2019
4 parts