Aku tak pernah tahu apa arti bahagia, hingga suatu hari aku melihat lelaki itu sedang membagikan makanan pada anak-anak jalanan aku merasa berbeda. Hanya dengan melihatnya dari kejauhan aku merasa hatiku berbunga. Aku selalu mengamatinya, menikmati indahnya jatuh cinta dari sisiku sendiri. Aku cukup tahu diri , aku dan dia bagaikan langit dan bumi, dia seseorang yang tak mungkin bisa kuraih. Jika hanya dengan melihatnya saja aku sudah merasa bahagia, aku tak ingin meminta lebih.
Tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, setelah dia tamat sekolah aku tak lagi melihatnya, aku bahkan tidak berminat untuk mencari jejaknya meskipun mungkin aku bisa. Aku menyimpannya dalam hatiku sebagai seseorang yang pernah membuatku jatuh cinta, lalu kembali ke dalam kehidupan nyata. Kembali pada hari-hari menyedihkan, bahkan lebih menyedihkan lagi setelah dipaksa menikah dengan lelaki yang tidak kucintai. Hidupku terasa seperti di neraka. Tiada hari tanpa air mata dalam kehidupan pernikahan itu. Aku berusaha melarikan diri, aku berusaha untuk lepas darinya tak peduli bagaimanapun caranya. Hingga pada akhirnya waktu mempertemukan aku dengan lelaki itu, cinta pertamaku namun sebagai isteri keduanya. Aku tak ingin merebut suami orang, tapi cintaku memaksaku untuk berfikir tanpa logika. tak peduli orang memanggil aku apa, aku hanya ingin hidup dengan orang yang kucintai. Tak peduli apa yang orang katakan, biarkan aku hidup dengan orang yang kucintai sekali saja, sebentar saja biarkan aku bahagia...
"Kau tidak akan hamil,"
Kegiatan Abigel yang tergesa-gesa ingin meminum obat yang baru saja ia temukan didalam laci terbatuk seketika mendengar suara berat dari belakangnya. Dan___ sejak kapan pria itu berdiri disitu?
"Maksut om?"
"Saya tidak bisa punya anak,"
Wajah panik Abigel berubah kaget, jadi maksutnya pria jangkung berbadan kekar didepannya ini mengatakan bahwa dirinya tidak subur? Alias infertilitas?
What?
Dirga mendekati perempuan yang sekarang terduduk lemas dengan selimut tebal yang masih membungkus tubuhnya.
Entah karena syok akan ucapannya barusan atau baru teringat dan menyesali akan kejadian semalam, atau apapun itu ia tidak peduli.
"Kau memang tidak akan hamil, tapi Jangan sampai ada rumor yang tidak jelas, saya benci dengan scandal, kau pahamkan apa saja yang bisa kuperbuat, jadi jangan coba bermain-main lagi denganku," peringat Dirga.
Setelah meninggalkan sebuah cek bernilai ratusan juta diatas nakas. Pria itu berbalik dan pergi dari sana dengan gaya angkuh-nya.
____
Abigel menatap nanar benda yang berada ditangannya. Bagaimana bisa ucapan yang ia dengar beberapa hari yang lalu bisa semeyakinkan itu ditelinganya.
"Sekali bikin langsung jadi? Dasar om om jelek!"
"Katanya aman, gak bakal hamil,"
"Ini kok garis dua?"
____
Penasaran? Baca kuy!
18+
Revisi nunggu cerita tamat🙏