Shasa Andriyana sadar akan dirinya yang memang bukan cewe baik-baik. Kemolekan tubuhnya membuat dia percaya diri untuk tidak segan-segan mengumbarnya. Seragam ketat, rambut ombre, liptin, wangi-wangian, gelang karet, kaos kaki dan sepatu distro adalah style nya.
Tapi bukannya sesuatu yang berlebihan itu tidak baik? Berlian over edition akan biasa saja kan dibanding yang lemitid edition? Seharusnya dia memikirkan itu.
Tapi se-liar apapun penampilannya, seorang Shasa ingin memiliki seorang kekasih yang tulus dan selalu menjaganya.
Yah, seperti Gibraniel Samudra. Cowo tampan sang ketua geng. Orangnya cuek karena mempunyai dunianya sendiri. Cowo seperti Gibran yang tidak suka ribut dengan cewe membuat dia selalu menuruti apapun kemauan ibu dan adiknya, itulah mengapa dia memiliki mindset "cewe itu ribet".
"Mau seburuk apapun cewe, pasti ingin memiliki pasangan hidup yang baik."
"Mau seberandal apapun cowo, pasti ingin memiliki pasangan hidup yang baik."
Kalimat klasik yang sering terdengar dimanapun dan kapanpun. Namun yah, memang benar adanya. Tidak ada orang baik yang tidak diinginkan.
Bagaimana jika ditampar dengan kalimat,
"Orang baik pasti akan mendapatkan orang yang baik juga. "
Apa jawabanya? Kalian harus bagaimana?
Hufft, mengapa mereka tidak berpikir untuk memperbaiki diri agar merasa pantas daripada sibuk mencari yang baik?
Jadi bagaimana kisah Shasa dan Gibran dengan perbedaan kepribadian namun satu pemikiran tentang masa depan?
Cerita klasik tentang Shasa yang mati-matian mengejar seorang Gibran namun terhalang oleh persahabatan dan kesalahpahaman.
( ON REVISION )
Nadia Akhbar seorang pelajar universiti. Jiwa nya tiba tiba termasuk ke dalam satu novel "My Girl Selena".
Lebih parahnya dia menjadi watak sampingan yang memegang watak 'isteri rahsia sang antagonis'.
Dia menjadi Nadine Celeste, seorang gadis yang berumur 17 tahun tapi telah berkahwin dengan pemeran antagonis dan sialnya dia akan mati di pertengahan cerita.
"WHAT THE F*CK"
"Transmigrasi anjengg!!"
"Sial banget gue jadi figuran, kenapa gak antagonis aja sih. transmigrasi sialan!!"
Bagaimanakah akhir kisah Nadia hidup sebagai Nadine sang figuran ?