"Bocah edan! Buat makan saja kita sudah susah! Jangan mimpi untuk bersekolah! Apalagi sekolah di tempat orang kaya itu!" "Ya Allah Nak, kenapa kamu masih bertahan jika memang tidak kuat bayar?!" Tubuh ringkih itu berusaha berdiri, bertumpu pada kedua kakinya yang tak berlemak, "saya hanya ingin mewujudkan cita-cita saya." Semua mata menatapnya. Tatapan yang beragam. Kasihan, iba, cemoohan, atau bahkan hinaan. "Saya hanya ingin mahkota untuk ibu saya kelak di akhirat nanti, jadi saya akan bertahan."