Melukis Mentari
  • Reads 52
  • Votes 10
  • Parts 3
  • Reads 52
  • Votes 10
  • Parts 3
Ongoing, First published Oct 31, 2019
Selesai membacakan puisi,Rifa mendapat pujian dari Bu Mila. "Kapan kapan,ibu dibuatkan puisi,ya?" Kata ibu Mila. Lita nyengir. Tapi, dia merasa tidak punya hak untuk dipuji. Saat pulang sekolah,Rifa dihadang beberapa temannya yang iri.
          "Heh, kamu nggak usah sombong,ya! Mentang mentang dipuji bu Mila!"bentak Nera."iya,memangnya cuma kamu yang bisa bikin puisi bagus? Jangan sombong dulu,deh! Kamu pasti bakal kalah indah bikin puisinya dibandingkan dengan sepupuku. Dia itu penyair cilik!"semprot putri seenaknya.
            
           Hmmm ... apa yang akan terjadi selanjutnya?
           Kenapa teman temanya Rifa iri kepadanya?
All Rights Reserved
Sign up to add Melukis Mentari to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Rafael Natha D. cover
SENANDUNG [END] cover
JOANA, SHE IS AN EXTRAS  cover
The Screet Life [On Going] cover
PEONY - Antagonist's Sex Slave cover
RUBY ANDROMEDA  cover
꒯꒤꒯ꋬ 𝐀𝐧𝐭𝐚𝐠𝐨𝐧𝐢𝐬 (On Going)  cover
TOPING BUMI cover
I Wanna Be Antagonist (end) cover
Become The Extras?! [BL] cover

Rafael Natha D.

41 parts Ongoing

Hal yang pernah Rafa sesali dalam hidupnya, yaitu menaruh harapan pada seseorang yang tidak pernah menganggapnya ada. Dibenci, dihina dan disakiti baik fisik dan batinnya, seakan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi remaja yang berusia 17 tahun itu. Memangnya apa salahnya? Dia hanyalah, seorang anak yang ingin merasakan keluarga yang sesungguhnya. Bahkan demi mendapatkan hal itu, dia mengabaikan perasaaannya sendiri dan bahkan menjadi orang jahat. Sehingga membuatnya semakin dibenci. Rafa menyesal. Menyesal pernah berharap agar suatu hari mereka bisa melihat dirinya sebagai saudara dan seorang anak.