Kelahiranku memang tidak pernah diharapkan. Tapi bukan berarti aku harus dibuang dan ditinggalkan. Aku tidak pernah berharap ada, tapi memang ini kehendak Tuhan.Tumbuh dengan luka itu sangatlah menyakitkan. Tanpa kasih dan cinta, layaknya seseorang yang benar-benar terbuang. Hanya nenek ku yang merawatku. Ibuku meninggal saat melahirkanku. Ayahku? jangan tanyakan dia. Dia pergi meninggalkan ibuku karena kehadiranku. Padahal hadirku juga karenanya bukan? Sejak kecil aku diajari hidup serba mandiri supaya bisa menjadi sosok yang tangguh. Ya, aku bercita-cita menjadi seorang TNI AD. Karena bagiku tugasnya mulia karena dapat menjaga negara sekaligus orang tercinta didalamnya seperti nenekku. Walaupun beliau sudah meninggal sejak aku berusia 18 tahun. Dan saat itu aku sedang akan menempuh pendidikan di AKMIL. Dan kelulusanku ini kuberikan pada ibu,nenek, dan pastinya ayahku yang telah meninggalkanku. Kubuktikan bahwa aku pantas mendapatkan yang terbaik ~ ARDHAN RUZAIN AZHARI Keraguan hanya bisa dipatahkan dengan keyakinan yang kita ciptakan. Sebaik apapun rencana kita, kita hanyalah perencana dan Tuhan penentunya. Kebahagiaan sejati bukanlah bagaimana kita tertawa lepas. Tapi bagaimana kita bisa membaginya untuk orang lain. Mereka yang terluka atau bahkan tumbuh dengan luka juga berhak untuk bahagia. Ketika hatinya tersayat oleh hal yang tidak tercatat. Hanya maaf yang bisa diucapkan,entah menghapuskan tidaknya luka hingga Tuhan berkata waktunya pulang. Sebuah sajadah untuk bersujud pasti selalu ada. Tapi bagaimana dengan bahu untuk bersandar dan mencurahkan semua air mata? Bukankah sekuat-kuatnya. manusia tetap juga bisa menangis, sekalipun itu seorang prajurit. Dan mungkin inilah jawaban Tuhan. Mungkin Tuhan mengirimkannya untukku sebagai imam sekaligus pelindungku. Dan mungkin aku dikirim Tuhan untuk menjadi Shehrazat baginya. Ya, menjadi penghapus luka hidupnya. Insyaallah,aku siap menjadi Shehrazat penghapus luka untukmu, Perwiraku, Imamku💛 ~ Aiyra Handojo Aswa