Perbuatan baik tak selamanya dianggap baik, terkadang malah menyisakan luka mendalam di relung hati. Membawa kita pada situasi sulit yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. "Penculiiiik! Kau penculiiiik!" Seorang wanita paruh baya terus berucap penuh emosi, sambil mengarahkan telunjuknya pada Adira. Tangis Adira semakin menjadi. "Mereka berdua sahabatku, Zal! Apa membantu itu salah? Terlebih itu Jani ... anak Dirga ...." Adira terduduk lemah di lantai koridor, tangan menutupi wajahnya. Rizal hanya bisa mengelus pelan rambut wanita di harapannya itu, sementara suara wanita paruh baya tadi lambat laun menjauh dan menghilang. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa wanita itu menyebut Adira penculik? Benarkah dia melakukannya atau dia hanya korban? Mampukah ia membuktikan ia tidak bersalah?
32 parts