"Dobe, apakah ada obat untuk rasa rindu yang menyiksa?" Tanya Sasuke memutari bibir gelas dengan jari telunjuknya. Naruto tersenyum melihat sahabat karibnya itu, menghela nafas sebelum akhirnya menaruh gelas gelas yang baru saja Ia cuci ketempatnya. "Tentu. Temui orang yang Kau rindukan maka rasa rindu itu akan terobati dengan sendirinya" Sasuke menghentikan kegiatannya dan melihat dengan seksama menatap sahabatnya yang sedang mengeringkan piring dengan kain lap. "Bagaimana jika orang itu sudah tidak bisa Kau temui?" Naruto terdiam. Menatap Sasuke yang kembali memainkan jari telunjuknya dibibir gelas. Sudah 4 tahun dan Sasuke belum bisa menerima semua kenyataan hidupnya. Pemuda bermata biru safir itu kembali tersenyum. Sasuke memang begini. Selalu datang meminum kopi di kedai miliknya -CoffeZu Naru- jika sedang meminta pendapat seperti sekarang. Naruto yakin seseorang telah meyakinkan Sasuke untuk bangkit. "Maka jadikan waktu waktu bersamanya menjadi kenangan. Dengan begitu Kau akan selalu mengingatnya meski tidak bisa menemuinya" ujar Naruto dengan senyuman menawannya. Sasuke terdiam. Naruto yang biasanya tersenyum lebar kini hanya tersenyum simpul. "Lalu bagaimana dengan masalahku?" Sasuke pasrah, benar benar tidak tahu apa yang harus Dia lakukan. Menjadi biang masalah untuk orang orang disekitar yang selalu mendukungmu adalah hal yang paling buruk. Setidaknya itulah yang ada dipikiran Uchiha bungsu. "Temui Himeka-chan. Dia akan bahagia melihatmu. Aku tahu kau menyesal dan ingin merubah segalanya. Tak apa, Aku selalu mendukung dan akan ada untukmu, Teme!" Sasuke tersenyum mendengar penuturan sahabat sekaligus satu satunya orang yang selalu ada untuknya itu. Mengangguk mantap, Sasuke membalas genggaman tangan Naruto yang menguatkannya "Arigatou, Dobe" senyumnya membuat sang mentari Konoha -Uzumaki Naruto- menyipitkan mata memperlihatkan gigi putihnya. 'Good luck, brother' Naruto menatap kepergian sahabatnya yang bersemnagt meninggalkan kedai.All Rights Reserved