Suatu masa dimasa silam, aku pernah bertahan sekuat kuatnya untuk seseorang. Bahkan separuh waras ku abaikan. Aku menjadi apapun asal bisa dengannya, agar semua yang ku inginkan dapat kumiliki. Waktu itu aku membutakan diri sebutan butanya. Menjadi tuli untuk segala perkara yang melemahkan dada. Aku ingin dia, kuperjuangkan dia sekencang kencangnya berlari. Hingga, tersungkur aku setengah mati. Namun yang aku dapatkan adalah kenyataannya dia tidak peduli. Hari hari patah dan kalah, hari hari kecewa dan jatuh akhirnya kulalui juga. Panjang rentang waktu terasa. Nyatanya luka lebih dalam daripada yang aku kira. Aku menekan diri berkali lipat dari patah hati patah hati sebelumnya.dia tak hanya menghancurkan harapanku, dia juga mengajarkan betapa kejamnya perasaan yang dia miliki kepadaku. Dia membuat yang kuberikan dengan segalanya dibalas hantam tangis sehina hinanya. Ia campakan begitu saja, hingga sepenuh latar bumi, sepalung lautan ku kutukan sepi panjang hidupnya. Hari itu usai sudah segala perkara. Kulepaskan ia kepada semesta, matilah bersama sedih sedih yang ia derita.All Rights Reserved
1 part