QISHA harus menerima kenyataan ketika semua orang termasuk keluarganya membenci kehadirannya setelah kejadian beberapa tahun silam. Kejadian dimana sosok Abangnya harus pergi meninggalkan Qisha setelah ia berhasil menyelamatkan nyawa sang Adik. Nyawa Qisha memang terselamatkan namun tidak dengan hatinya. Cacian, makian, sudah menjadi makanannya setiap hari. Bahkan sebutan pembunuh pun ia dapatkan dengan mudahnya ~Hidup yang hanya ditemani tangis tak berwarna, perih yang tak bisa dipandang mata dan hati yang tersayat oleh luka, mungkinkah hidupmu sepertiku yang rumit penuh drama~