Hey mari berbicara sebentar, di sini aku mencoba meyakinkan diri yang kalian runtuhkan dengan mudahnya. "Are you okay?" "Yes, I'm fine." Tapi bukan berarti aku baik-baik saja, terkadang itu hanyalah sampul untuk menutupi sebuah luka. Ini sangat sakit! Sungguh aku tak berbohong. Aku memiliki harta yang banyak, semua yang ku inginkan pasti akan terwujud. Tapi apakah kalian mengerti? aku mempunyai keluarga yang hancur, aku tak punya teman aku sendiri dengan jiwa yang kelabu. "Memangnya hanya kau yang seperti itu?" "Masih banyak di luaran sana yang sepertimu." Berhenti bertanya! Berhenti peduli! Berhenti seolah-olah kalian tau segalanya. Itu menyakiti hatiku! Aku bukan mereka! Aku tak bisa dibandingkan dengan mereka. Aku lemah, aku lelah, aku jengah. Tapi aku sadar jika aku buka suara apa kalian akan peduli? TIDAK! Pada dasarnya kalian hanya menilaiku dari luar, dan aku tak ingin sendiri maka dari itu aku lebih memilih diam dengan sebuah topeng ceria yang menutupi lukaku. Tapi aku tak benar-benar sendiri karena ada suatu hari yang mempertemukanku dengan dia, dia yang merubah hidupku dari hitam putih menjadi lebih berwarna. Hingga suatu kenyataan pahit datang membuat semua mimpi-mimpiku untuk melihat keluargaku harmonis kembali, dan juga impian-impian dengan seseorang yang merubah hidupku pun sirna, karena ternyata aku mengidap kanker hati stadium 4. Tapi aku tak berlarut dengan penyakitku justru itu yang membuat keluargaku harmonis kembali. Maafkan jika aku tak bisa menyampaikan semuanya secara langsung hanya dengan sebuah surat terakhir untuk mamah, papah, dan Alandra Dirgantara. I'M NOT OKAY, I'M DEPRESSIONAll Rights Reserved
1 part