Dua anak kecil yang bertemu di sebuah panti asuhan,mereka terpisah karena mereka di adopsi oleh orang tua angkat mereka masing masing,,,Yibo menjadi seorang cucu dari pemilik sebuah restoran yang cukup terkenal.
Sementara Xiaozhan menjadi anak seorang penjaga teluk di sebuah desa terpencil.
Ketika mereka hendak berpisah,,mereka pun membuat perjanjian,,Yibo berjanji,,,jika dia akan kembali untuk menemui Xiaozhan di taman di dekat panti asuhan itu.
Hingga akhir mereka nya bertemu secara tidak sengaja di sebuah teluk berlegenda,,konon legenda disana mengatakan,,jika dua orang bertemu maka akan menjadi pasangan yang abadi.
Namun pada saat itu,,mereka berdua tidak mengingat satu sama lain,,karena mereka hanya mengingat nama panggilan masa kecil mereka yaitu Booboo dan Xiao Haitun...
Hingga saat nya tiba,,,Yibo bisa kembali mengingat jika Xiaozhan adalah Xiao Haitun nya,yang dulu ia tinggalkan di panti asuhan sendirian dan berjanji akan menemui nya ketika mereka dewasa nanti.
Pembaca kesayangan author,,,,selamat mambaca
Cerita dari b1adiba semua nya,,,,semoga kalian suka dengan cerita nyaaa,,,terima kasih🙏
Menikah karena dijodohkan dengan seorang yang dari segala sisi sempurna Arina mengira jika dirinya akan bahagia bersama dengan pilihan orangtuanya, tapi rupanya hidup tidak berjalan seperti yang Arina inginkan.
Sadewa Natareja, pria yang masuk ke dalam jajaran anggota dewan rakyat paling muda ini nyatanya tidak bisa menjadikan Arina sebagai seorang istri yang seutuhnya. Pengorbanan Arina menerimanya yang berstatus duda dan merawat anaknya yang berusia kurang dari satu tahun nyatanya tidak bisa membuat Dewa mencintai Arina seperti dirinya mencintai istri pertamanya, Husna.
Dimata Dewa, Arina tidak lebih dari seorang wanita yang dipilihkan ibunya untuk menjadi teman dibawah atap yang sama dan sosok yang menjadi ibu untuk putra kesayangannya sebaik apapun Arina berusaha menjadi istri yang baik untuknya.
Semua hal yang dilakukan Arina serasa tidak berarti sama sekali sampai akhirnya Arina lelah sendiri, meraih cinta suaminya nyatanya hal yang mustahil bagi Arina. Perlahan, Arina menjauh membangun benteng tinggi yang membuat Dewa tersadar betapa seharusnya dia bersyukur memiliki Arina dalam hidupnya.
Sayangnya, semuanya sudah terlambat.
"Mas Dewa, aku capek."