Bagaimana aku bisa memenuhi rengekan ibu mertua tentang cucu sementara pernikahanku dan Wikan hanya sebatas status di Kartu Keluarga? Aku masih menggenggam erat cinta masa lalu. Wikan masih terhujam kisah yang lalu. Kami sama-sama tak lagi percaya pada cinta. Sama-sama kehilangan selera untuk mencintai siapa-siapa. Namun, memilih memutuskan menikah karena butuh perubahan status di KTP, KK, dan di depan tatapan serta nyinyiran orang-orang. Maka, ketika tawaran dari seseorang yang tampan dan mapan itu datang, perempuan yang lemah tanpa es teh sepertiku bisa apa selain menerimanya. Tapi, mampukah kita bertahan bersama? Mampukah kita menyimpan rapat rahasia?