"Aku pengen jadi pejuang, pembela, dan pahlawan."
~Azzam Ar-Rayyan~
"Kalo aku pengen jadi guru, Mas. Keren gak?"
"Kerenan tentara lah. Kamu tau Pak Imron yang pernah ke balai desa gak? Tentara tu kayak dia itu. Dia suka membantu orang-orang. Tentara juga jagain Indonesia."
"Pokoknya aku maunya jadi guru, gak mau jadi tentara. Kayak Bu Hanung itu dia disayang sama murid-muridnya. Aku kan mau disayang sama murid-muridku."
"Eh, tentara juga disayang rakyat loh, pokoknya keren dah."
"Terserah Mas Rayyan mau jadi tentara kek, polisi kek, pokoknya aku tetep jadi guru."
.
Adalah Aninda Risel Fernisa, Sarjana Pendidikan yang mewujudkan citanya untuk mengajar di pedalaman negeri.
ia telah lama berpisah dengan Mas Rayyan, sahabat masa kecilnya. hingga suatu waktu, mereka bertemu kembali dengan suasana yang berbeda.
akankah mereka akan selalu bersama dalam bahtera persahabatan? Atau benih-benih cinta yang tumbuh tidak disadari akan mengubah haluan hubungan mereka?
Lantas, apakah semua akan berakhir sejalan dengan rencana?
Bagaimana jika keduanya ditakdirkan tak bersama?
"Saya sahabatnya Rayyan,"
-Abidakarsa Abdullah
Menikah muda tidak pernah ada dalam bayangan seorang Nara Aziera. Apalagi jika harus menikah dengan seorang duda anak tiga yang usianya tentu saja jauh berbeda. Namun Nara selalu percaya bahwa segala hal yang terjadi sudah ada dalam rencana-Nya. Jadi, bagaimana kisah Nara dan tiga anak sang duda yang mengidolakannya?
Cover by : @primadecoverku