_ketika kelak ternyata kita hidup dalam rumah yang berbeda, kunjungi aku sebagai teman baik_
Pertemuan kita tidak teringat jelas di memoriku, begitupun dengan alasan yang menjadikan kita semakin dekat. Ketika itu rasa nyaman yang menjadikan kita bisa menerima perbedaan. Memoriku hanya mengingat bagaimana perbincangan kita yang penuh dengan ego, tidak hanya satu atau dua kali kita berbeda pendapat. Tapi dari sana kita menemukan satu persamaan. Sama-sama sedang mencari dan akhirnya menemukan.
Entah apa yang terjadi hingga Aku menerima kehadiranmu. Tetapi kenangan masa lalu masih cukup dalam mengusikku hingga pernyataan untuk hidup bersama terlontar darimu. Kita masih terlalu muda ketika itu, tetapi tekadmu mencoba untuk menyakinkanku. Jika aku terima itikad baikmu ketika itu maka ada prinsip yang harus aku langgar ketika itu. Pacaran.
Aku meminta waktu kepadamu ketika itu bukan untuk mengulur waktu atau mengkhianati kesetiaanmu. Aku hanya butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Memikirkan kebaikan bukan hanya untuk aku seorang. Hingga kini, ketika pertanyaan itu kembali dilontarkan aku akan menjawab hal yang sama. Tidak.
Lambat laun karena tak kunjung ada kepastian dariku kamu pun mulai menjauh, mengubur jauh-jauh harapan untuk hidup bersama. Aku pun demikian, mencoba melepaskan sebuah harapan. Hingga kini, rasa bersalahku tentangmu masih ada, entah sampai kapan.
Kini kudengar keseriusanmu dengan wanita yang dulu sempat bersamamu sebelum aku. Kebersamaanmu dengan dia melebihi batas waktu yang sempat aku berikan kepadamu dulu. Tapi tak mengapa, mungkin ini jalan kita. Aku akan selalu menjadi teman baik untukmu, hingga tidak ada yang perlu untuk disesali. Mungkin hanya kita berempat yang tahu bagaimana perasaan kita masing-masing. Ya, kamu dan pasanganmu serta aku dan pasanganku.
Hari Pramuka, 14 Agustus 2019
pemuda manipulatif yang bertransmigrasi jiwa ketubuh remaja berandalan yang dibenci orang-orang.
BUKAN BL! Full revisi beberapa alur dan karakter terubah, disarankan membaca ulang.