Diantara merindu dan mengharapkanmu. Aku lebih memilih untuk tidur. Sebab, kenyataan tak sesuai dengan apa yang aku harapkan. ~Yashmine Andini~ ___________ [Yash kamu kemana?] [Kenapa gak aktif?] [Yashmine jelek.] [Yashmiiiineee.] [Jeleekkk.] [Angkat telpone aku dong.] [Besok kerumah ya, Yash. Dampingi aku ke rumah Marwah buat lamaran. Sama ayah bunda aku juga.] [Yash. Kamu memana sih?] [Yashmine.] [Gila.] [Hey cengeng. Kamu kemana?] [Yash. Jawab telpon aku dong.] [Yash kamu kenapa?] [Aku harap kamu baik-baik aja.] [Maaf aku gak bisa kerumah kamu, buat mastiin kamu baik-baik aja atau ngak.] [Soalnya malam ini aku mau dinner di rumah Marwah. Semoga kamu juga sedang berbahagia sepertiku ya, Jelek. Hehehe.] [Jangan lupa hubungi aku nanti, saat HPmu sudah aktif kembali okey.] [Oh ya satu lagi. Aku menyayangimu. Hehehe.] Perih rasanya, saat aku kembali membaca chat terakhir Zain, empat tahun lalu. Chat terakhir yang ia kirim semalam sebelum ia meminang Marwah. Dimana tidak ada satupun balasan yang aku kirim padanya. Sebab, semalaman hingga menjelang pagi aku tidak mengaktifkan hpku. Apalagi saat aku hendak pergi ke Canada pagi itu. 💙💙💙 Terjebak dalam rasa nyaman. Namun hanya sekedar sahabat. Rasa yang tak pernah di anggap, membuatnya harus mencipta banyak sandiwara. Bersama air mata yang tak kunjung mereda. Yashmine. Gadis cantik nan kaya. Terjebak dengan rasa cinta pada sahabatnya yang bernama Zain. Namun, sayang. Zain hanya menganggapnya hanya sebatas sahabat. Menyayangi Yashmine hanya sekedar sebagai teman dekat. Tanpa pernah mengerti perasaan Yashmine yang sesungguhnya. Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya. Yuk di baca!💙All Rights Reserved