"Mama selalu ingetin kalau jadi cewek itu kudu konsisten. Terutama soal cowok. Kalau uda yakin suka, yah ngegas aja," kata Hyuna.
"Daddy selalu berpesan untuk perluas pergaulan supaya menambah pengetahuan akan dunia. Jangan dilingkup yang itu-itu aja, termasuk soal jodoh," kata Tristan.
"Mommy bilang gausa nuntut macem-macem soal hidup. Ikutin aja alurnya mau dibawa kemana, yang penting tahu bersyukur aja," kata Milea.
"Terserah pada mau ngomong apa, yang penting gue happy!" kata Nero.
"What the heck are you guys talking about? English please!" cetus Max keki.
*****
Kumpulan para sulung dari anak para tetinggi, yang akan berujung konyol dan nggak ada serius2nya sama sekali.
Enggan untuk mengulang kisah orangtua, bermaksud untuk memecahkan paham kalau jodoh itu cuma sekelor daun a.k.a disitu-situ aja.
It's all because they have one weird relative, half temper, half mental, 100% abnormal, but stay together and love each other.
They can untie every knots in life, except their true friendship.
*****
Jadikan sebuah tulisan sebagai inspirasi dan bukan mengopy atau memplagiasi.
Cerita ini akan dibuat awal tahun, tapi karena penulisnya suka malas, dibuatlah lapak baru sebagai pengingat, biar terkesan ada hutang yang harus dibayar. Haha.
Jangan lupa untuk bahagia, Genks.
Regards,
Sheliu.
Layla sama sekali tidak paham, kenapa pria yang menuduhnya sebagai simpanan kakek-kakek, tiba-tiba menawarkan pernikahan kontak? Terlebih, pria ini selalu datang seperti dewa penyelamat setiap kali Layla terkena musibah. Mulai dari ketika ia mabuk di bar, saat terkena gosip jelek di sekolah tempatnya bekerja, dan bahkan ketika Nenek terus memaksanya segera menikah.
Akhirnya, Layla menerima kontrak pria itu, daripada harus dijodohkan dengan playboy pecandu narkoba, atau kembali kepada mantannya yang matre. Mereka akan menikah dan tinggal satu rumah, tapi ada 7 syarat yang harus mereka sepakati!