Kisah seorang Na Jaemin yang polos beranjak dewasa
Ditemani oleh ketiga sahabatnya yang kelewat sabar menghadapi tingkah laku Jaemin yang abstrak
***
Apakah cinta, umur dan lingkungan dapat mempengaruhi pikiran?
Hmm masih diragukan untuk cukup dapat berpengaruh pada seorang Na Jaemin
*****
"Na umurmu berapa sih? "
"Gak tau"
"Lah kok? "
"Soalnya kata orang 'umur, jodoh, mati itu gakada yang tau', Nana kan juga orang makanya gak tau"
"Bener sih jawabannya. Tapi bukan itu yang gue tanyaaa"
"Nanti Nana tanyain ke Mama nya Nana deh"
"Udah deh gakusah, Mama nya Nana pasti juga gak tau_____-"
"Mama nya Nana tau, dia kan bukan orang"
"Na jan bilang Mama lu udah mati eh meninggal"
"Ihhh kok gitu, Mama nya Nana masih hidup tauu"
"Lah terus? "
"Mama nya Nana kan bidadari tak bersayap, jadi pasti tau. Pasti Mama nya Nana tau umur, jodoh sama kapan Nana tak hidup lagi"
Dengan bahagianya Jaemin tersenyum polos
Aelin tidak menyangka kalau sang ibu menikah lagi dengan seorang duda, ayah Aelin meninggal dunia sekitar 3 tahun yang lalu karena serangan jantung. Aelin dan adiknya ikut bersama ibu mereka tinggal dengan keluarga sang ayah tiri, Aelin memiliki 2 saudara tiri.
Aelin dan adiknya di terima baik oleh keluarga ayah tirinya, selama tinggal di sana. Aelin sedikit tidak nyaman dengan kakak tirinya yang selalu menatapnya dengan tatapan predator.
penasaran dengan kisah Aelin, ayo silahkan di baca.
jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.
bahasa baku dan nonbaku.
typo bertebaran dimana-mana.
don't plagiat.
cerita ini murni dari ide imajinasi ku saja.