Arsenio Van Cettaoler. Anak satu-satunya dari keluarga Van, kedatangannya yang ditunggu-tunggu oleh keluarga Van. Saking disayangnya, orangtua Arsen sampai mengabulkan apapun yang Arsen mau. Bisa dibilang, Arsen itu dimanja.
Pada dimensi yang berubah, Arsen bukan lagi anak kecil yang hanya merengek-rengek minta mainan. Namun, semakin Arsen dewasa semakin kekanak-kanakan tingkah lakunya. Peter Pan Syndrome, itulah yang dialami Arsen saat hidupnya.
Perasaan cemas, takut, tidak mampu, dan tidak percaya diri kemudian membuat Arsen ingin melindungi diri dengan bersikap layaknya anak kecil. Tekanan mental berat inilah yang mungkin memicu rasa "ingin kabur dari tanggung jawab" dan membuat Arsen ingin kembali ke masa kanak-kanak yang tidak memiliki beban hidup.
"Siapa yang ingin terkena Syndrome, menyebalkan ini? Aku juga ingin terlepas dari kehidupan yang suram ini. Meski ada untungnya juga terkena Syndrome ini, aku bisa bebas, meski harus membuat kalian repot." -Arsenio
Namun kehidupan Arsen tidak berakhir begitu saja,
Saat Arsen bertemu dengan Ralna Taleetha Justina , cewek cantik. Dengan kepribadian yang galak, tegas, gampang emosian. Membuat hidup Arsen berubah.
Apakah kehidupan Arsen akan berubah sedemikian rupa? Apakah kehidupan Arsen akan semakin gila, karena kedatangan Ralna cewek galak itu?
~~~~~~~~
Gak semuanya aku kasih tau loh, pasti lah.. Ralna itu siapa? Kenapa bisa bertemu Arsen? Yuk langsung baca aja!!!
Ikutis sampai cerita PPS ini tamat!
--
Update : Senin - kamis - minggu
Start: 24 Nov, 2019
And: -
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan