Hellevator|Hwang Yeji <2>
  • Reads 1,360
  • Votes 173
  • Parts 5
  • Reads 1,360
  • Votes 173
  • Parts 5
Ongoing, First published Nov 24, 2019
Note= ini kelanjutan cerita dari lapak sebelah (hellevator| Hwang Yeji) karena ada suatu hal jadi dipindah

Hwang Yeji anak famous yang terkenal karena kenakalan dan tatapan tajamnya, sehingga membuat banyak orang lain takut padanya, tapi siapa sangka dari balik sikap nya itu dia sering mendapatkan kekerasan dari kakak kandungnya....

"Anjing! Ini teror!"

"Shit!" 

"Gak mungkin orang yang udah mati hidup lagi!!"

"KITA HARUS PERGI KALO GAK MAU MATI!!" 

"Pembunuh bayaran!" 

~~~~~~~~

Sider jauh jauh
Alur murni dari otak author:)
All Rights Reserved
Sign up to add Hellevator|Hwang Yeji lt;2gt; to your library and receive updates
or
#550tawuran
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Complete (END)  cover
[√] Broken || Hwang Hyunjin cover
UNDERCOVER cover
Hwang's Love Story cover
RELOADED ♤ [2HWANG]  cover
HEALER {END} cover
SC-1| Complicated cover
OBVIOUS ♤ [ Hyunjin X Yeji ] cover
CRAZINESS [Hwang Hyunjin] cover
(End) Athanasia Wagner 2 : Seven Lights cover

Complete (END)

54 parts Complete

"Ya, kau tidak punya mata? Lihat, buku ku jadi kotor!" Sosok yang sedang membersihkan seragamnya tersentak kaget mendengar pekikan tersebut. Matanya berkedip tidak percaya. Heol, jelas-jelas dia yang korban disini. Mengapa jadi dia yang di salahkan? Memberanikan diri, dengan perlahan dia menatap gadis bertopi di hadapannya itu. Seketika gadis berseragam sekolah itu menelan salivanya susah payah mendapati tatapan tajam di balik kacamata hitam tersebut, seakan siap menerkamnya saat ini juga. "J-jongsahamnida. Nde, aku yang salah," Yeri membungkuk dalam. Hanya cara ini yang terpikirkan olehnya. Yap. Gadis itu adalah Yeri baru saja pulang sekolah. Dia memutuskan untuk membeli minuman susu di tempat favoritnya sebelum pulang ke rumah. Tapi malah berakhir seperti ini. Joohyun menggeram kesal sambil melepas kacamatanya, mencoba menahan amarahnya yang siap meledak. "Aish, bisa-bisanya kau membuat ku kesal seperti ini," Hari pertamanya di kota kelahirannya saja sudah di sambut dengan hal seperti ini. Bagaimana kedepannya nanti?