Gulf Kanawut Traipipattanapong atau Gulf, seorang lelaki muda berusia 18 tahun yang keras kepala, bersikeras untuk mencari ayah kandungnya yang ia ketahui melalui sebuah buku harian dan foto yang tak sengaja ia temukan setelah sang bunda meninggal dunia. Berbekal paspor, tiket, uang peninggalan dari sang bunda, dan sebuah nama, ia dengan nekat pergi ke Thailand dan bertekad untuk mencari jati dirinya yang sebenarnya.
Mew Suppasit Jongcheveevat atau Mew, seorang musisi sukses berumur 28 tahun, saat ini berencana untuk melamar Baifern Pimchanok, kekasih yang sudah dipacarinya selama hampir 5 tahun. Sayangnya, semua hal tidak berjalan semulus yang ia bayangkan. Pada malam ketika Mew bersiap memberikan kejutan untuk Fern, ia menyaksikan kekasihnya ternyata berselingkuh dengan lelaki lain.
Dengan perasaan hancur, Mew membuang cincin yang sudah ia persiapkan untuk Fern. Disitulah takdir pada akhirnya mempertemukan Mew dengan Gulf. Tanpa sengaja Gulf memasang cincin yang Mew buang pada jarinya dan tak berhasil melepasnya ketika Mew meminta cincinnya kembali.
Musibah pun tak kemana bagi Gulf. Gulf terlibat dalam sebuah kecelakaan jalan raya yang cukup parah sehingga ia dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan lanjutan. Belum cukup tragedi yang menimpanya berhenti sampai disitu, Gulf terbangun dan mendapati jiwanya terjebak di dalam tubuh Baifern, sosok wanita yang sama sekali ia tidak kenal. Hal ini mau tidak mau membuat hubungannya dengan Mew menjadi lebih rumit.
Apa yang akan terjadi dengan kisah mereka bertiga? Tetap ikuti kelanjutannya disini...
"CIUM! CIUM! CIUM!"
Mew memelototi Gulf yang kini berdiri tepat di hadapannya, mengancamnya agar tak maju satu langkah pun.
"CIUM! CIUM! CIUM!"
Teriakan orang-orang semakin keras.
"Gulf! Jangan mendekat! Awas saja kau!" ancam Mew masih dengan tatapan tajamnya.
Gulf tersenyum getir ke arah orang-orang di bar itu yang tidak lain tidak bukan adalah teman satu kantornya.
"Kau pikir aku mau menciummu? Ini semua karena kau yang tak mengerti cara bermainnya sehingga kita jadi kalah, dasar payah!" timpal Gulf kesal.
"Kau juga tadi ketahuan kan! Dasar payah!" lawan Mew tak kalah kesal.
"AYO CIUM! JANGAN CURANG! INI HANYA PERMAINAN!" teriak Run.
"Kau dengar, ini hanya permainan. Ayolah, Mew! Aku tak suka terus-menerus jadi tontonan seperti ini," ujar Gulf seraya mendelik malas.
Mew menatap Gulf ragu.
"Gulf kita pasti akan jadi ejekan satu kantor, aku tak suka jadi bahan pembicaraan orang!" kata Mew bersikukuh menolak.
"Ck! Biar saja! Ini hanya permainan! PER-MA-IN-AN!"
Cup!
Bibir kedua insan itu bersentuhan untuk beberapa detik.
"AAWWWWW!!"
Teriakan semua orang dalam bar seketika memenuhi ruangan mengalahkan suara dentuman musik yang keras.
Mew menatap Gulf sinis seraya mengelap bibirnya.
Gulf mengedikkan bahu tak peduli.
.
.
NO KISS BETWEEN FRIENDS.
Saat kau mencium temanmu, detik itu pula kalian bukan teman lagi.
.
.
Cerita perjalanan Mew dan Gulf yang saling menemukan.