Story cover for A GIFT FROM HELL [END] ✔ by ikballautner
A GIFT FROM HELL [END] ✔
  • WpView
    Reads 30,662
  • WpVote
    Votes 517
  • WpPart
    Parts 11
  • WpView
    Reads 30,662
  • WpVote
    Votes 517
  • WpPart
    Parts 11
Complete, First published Nov 27, 2019
《HORROR X TEENFICTION》

"TERSERAH!" gadis itu memutar bola matanya malas, mulai naik pitam. "Lagian gue gak pernah nuntut lo untuk percaya kalau gue bisa liat hantu."

"Kasian ya jadi elo. Harus pura-pura jadi indigo dulu untuk nyari perhatian!" sindir pria itu. Senyum remeh diperlihatkannya kepada gadis yang berdiri di depannya. 

Gadis itu merapikan poninya, "Lu cowok kan?" tanyanya.

"Iyalah," sambung si pria cepat, "Mau buktiin?"

"Dih najis!" ekspresi jijik tengah bersemayam di wajah gadis itu. Dia tak mengira pria itu akan sefrontal ini.

Si pria sedikit membungkukkan badannya, "Ngapain lo nanya gue cowok atau bukan?" tanyanya dengan lipatan-lipatan kecil yang mulai terlukis di dahinya. Meskipun sempat menanggapinya sebagai lelucon, kilatan di mata pria itu sedang serius saat menyudahi pertanyaannya.

"Aneh aja liat cowok punya mulut pedes! Pantesan aja banyak hantu yang ngikutin ke mana lo pergi."

Deg! 

Seketika pria itu melebarkan matanya. Tanpa dikomando pun bulu kuduknya langsung meremang merespon rasa takutnya yang tiba-tiba. Menengok ke kanan, lalu ke kiri namun pria itu tak menemukan apapun seperti yang dikatakan oleh gadis cantik itu.

------------

Karena suatu kejadian, Danial Wirawan akhirnya mampu melihat mereka yang asalnya dari dimensi lain. 

Meskipun mencoba untuk berpura-pura tak melihat, namun insting mereka terlalu kuat untuk sekadar mengetahui kalau sebenarnya KALIAN bisa melihat mereka.

Bagi Danial, kedua bola mata yang melekat pada dirinya adalah hadiah yang asalnya dari neraka.

------------
All Rights Reserved
Sign up to add A GIFT FROM HELL [END] ✔ to your library and receive updates
or
#68sixthsense
Content Guidelines
You may also like
Summer Triangle  (Revisi) by Eiralune_
48 parts Complete
"Qi, bisa gak jangan kekanak-kanakan?! Kalo gue salah, kasih tau gue! Biar gue perbaiki!" Are tidak mengerti dengan perubahan sahabatnya akhir-akhir ini. Qira yang terbiasa mengganggunya dengan Lexa, kini menjauh secara tiba-tiba. Perempuan itu bersikap seolah tidak ingin mengenalnya lagi. "Kita sahabatan bukan satu atau dua tahun!" Awalnya Are senang, saat Qira secara perlahan menjauhinya dan juga Lexa. Bukan dia tidak senang ketika Qira berdekatan dengannya, hanya saja situasinya telah berubah. Kini Are sudah memiliki kekasih, yaitu Lexa. Dia takut, kedekatannya dengan Qira akan melukai Lexa. Namun, Are menjadi resah ketika Qira benar-benar memblokir aksesnya untuk menemui perempuan itu. Pesan, atau sapaannya tidak mendapat feedback baik dari Qira. Qira yang semula membelakangi Are, kini mulai membalikkan tubuhnya. Dia menatap Are tepat di kedua bola matanya. "Gue takut mati di tangan lo, Are!" ✯✯✯ "𝙷𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚜𝚞𝚖𝚖𝚎𝚛 𝚝𝚛𝚒𝚊𝚗𝚐𝚕𝚎. 𝙽𝚊𝚖𝚞𝚗, 𝚜𝚊𝚢𝚊𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚔𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝙳𝚎𝚗𝚎𝚋, 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚓𝚎𝚖𝚋𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝙰𝚕𝚝𝚊𝚒𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚅𝚎𝚐𝚊." -𝑪𝒉𝒂𝒒𝒊𝒓𝒂 𝑺𝒉𝒂𝒊𝒎𝒂 𝑳𝒐𝒗𝒊𝒆 ✯✯✯ ᴋᴀʟᴀᴜ ʙᴇʀʙᴀᴋᴀᴛ, ᴛɪᴅᴀᴋ ᴍᴜɴɢᴋɪɴ ᴘʟᴀɢɪᴀᴛ! #1 friends #1 Time travel #1 teen #1 frendszone #1 sahabat #1 sadstory #1 friendship #1 broken #1 brokenheart #1 rahasia
Amor Almira by ZuwitaArcen
35 parts Complete
Dalam hidup, kita bertemu dengan banyak orang. Tapi hanya sedikit yang mampu mengguncang dunia kita, mengubah arah hidup, dan meninggalkan jejak di hati. Ini adalah kisah tentang dua dunia yang bertabrakan-tentang gadis baik yang jatuh cinta pada laki-laki yang katanya nggak pantas dicintai. Almira Anjani Wirasti, gadis ceria dengan hati selembut senja, tak pernah menyangka bahwa pertemuan singkat di bawah pohon rindang akan mengubah hidupnya. Ia hanya ingin menolong. Tapi dari sentuhan pertamanya, ia malah menemukan luka yang lebih dalam dari sekadar goresan di kulit-luka yang tersembunyi di balik dinginnya tatapan seorang Amor Antariksa Setiawan. Amor bukan tipe pria yang mudah didekati. Kasar, tertutup, dan penuh misteri. Tapi siapa sangka, di balik sikap cueknya, ada hati yang lelah... dan mungkin, hanya butuh seseorang yang cukup nekat untuk mengetuk pintunya. > "Lo nggak takut deketin orang kayak gue?" tanya Amor suatu sore, suaranya serak, tatapannya kosong menatap langit. Almira menghela napas pelan, menatap lukanya, lalu menjawab tenang, "Yang gue takutin bukan lo... tapi kehilangan kesempatan buat bikin lo bahagia." Amor terdiam. Tak ada yang pernah bilang hal seperti itu padanya. > "Gue bukan orang baik," gumamnya. "Gue cuma... rusak." "Nggak ada orang yang terlalu rusak buat dicintai," bisik Almira, menatap matanya yang penuh luka. "Lo cuma belum pernah dikasih alasan buat percaya." Dan sejak hari itu, perlahan-tanpa mereka sadari-dunia yang kelabu mulai berubah warna. Ini bukan kisah cinta biasa. Ini tentang keberanian mencintai seseorang yang hancur. Tentang bagaimana cinta bisa mengubah arah hidup, menyembuhkan luka lama, dan menciptakan harapan baru. Karena kadang... yang kita butuhkan bukan orang sempurna. Tapi seseorang yang bersedia tetap tinggal, bahkan ketika kita merasa tidak pantas dicintai.
Amor Eterno  by Sa_ra_da22_620Nakata
4 parts Complete
"Lo mau hubungan kita jadi kayak apa, Harlen?" Qila menghentakkan tangan pria itu, lalu menoleh cepat dengan sorot mata tajam. Suaranya bergetar-bukan karena takut, tapi karena menahan amarah yang sudah terlalu lama disimpan. "Aku... aku pengin hubungan kita jadi lebih serius," jawab Harlen pelan, nadanya seperti memohon. "Serius?" Qila tertawa miris. "Serius kayak gimana? Kayak lo yang tiba-tiba udah punya tunangan tanpa bilang apa-apa ke gue?" Harlen terdiam, tak sanggup membalas. "Atau lo mau gue jadi simpanan, gitu? Tapi sayangnya, Harlen, gue bukan cewek murahan kayak gitu," lanjut Qila sambil memutar bola matanya, malas sekali menatap wajah pria di hadapannya. "Bukan gitu maksud gue..." Harlen mencoba meraih tangan Qila lagi, tapi kali ini pun langsung ditepis. "Gue capek dengar omongan lo yang manis-manis tapi ujung-ujungnya nyakitin. Lo bilang pengin serius? Lo bilang pengin perkenalin gue ke orang tua lo? Please, Harlen. Udah telat." "Qila, tolong dengerin dulu..." "Cukup." Qila menarik napas dalam-dalam, menahan emosi yang hampir meledak. "Ini terakhir kalinya kita ketemu. Setelah ini, gak akan ada lagi 'kita'. Gak sengaja ketemu pun, gue harap itu gak akan pernah kejadian. Gue muak liat muka lo." Langkahnya cepat, pergi meninggalkan Harlen yang masih berdiri mematung di tempat. Tapi Harlen belum menyerah. "Qila! Tunggu, dengerin dulu!" Namun Qila tetap berjalan, masuk ke dalam taksi yang sudah menunggunya di pinggir jalan. "Jalan, Pak," ucapnya pada sopir. Taksi pun mulai melaju. Dari kaca belakang, bayangan Harlen terlihat masih mengejarnya, berteriak, memanggil namanya. "QILAAAA!" Tapi Qila tak menoleh. Tatapannya lurus ke depan, seolah tak ada apa pun di belakang yang layak dilihat kembali. Dalam hati, ia berbisik, Maaf, Harlen... tapi kali ini aku benar-benar udah gak sanggup.
Vericha Aflyn ✔️ by Icacty_
58 parts Complete
#Judul awal 180 degree.# Vericha Aflyn. Perempuan yang akan menginjak usia 17 tahun, dalam beberapa bulan lagi. Dia bukan perempuan yang haus akan popularitas, bukan pula perempuan polos. Dia hanya perempuan biasa-biasa saja, dengan kisah yang tak biasa. Dia hanya perempuan biasa, yang mendambakan bahagia. Orang baru dan cerita baru, menghiasi hari-harinya. Tuduhan, siksaan, dan cibiran ia dapatkan. Mampu kah dia bertahan? Atau harus menyerah dengan keadaan? ---------- "Jangan pergi! Ini perintah, bukan permintaan!" Icha kembali menutup matanya, membuat air mata yang tertahan di pelupuk matanya terjatuh. Dadanya semakin terasa sesak, mungkin kah dia bisa bertahan? "H-hanya sebentar!" pinta Icha dengan lemah. "Lo harus janji, bakalan bangun lagi!" Setelah itu Icha hanya mengangguk, lalu bersandar di dada Isan. "Lo y-yang harus bangunin gue." Isan mengelus rambut Icha lembut, hati Isan terasa di cubit, saat dia dapat mendengar suara nafas Icha yang teratur. Isan meraih tangan kanan Icha, dan langsung menempelkan di dadanya. Mencoba memberi tahu Icha, tentang keadaan hatinya. Tak berselang lama, Isan di buat terkejut. Debaran jantungnya terasa berhenti, dengan nafas yang tercekat. Tangan Icha jatuh begitu saja di pahanya, nafasnya pun terputus-putus. Isan menggelengkan kepalanya dengan air mata yang sudah bercucuran. Dia dekap erat tubuh Icha, menahannya agar tak pergi. Matanya menatap hamparan bintang, dan indahnya bulan. Memohon keajaiban, dan meminta kesempatan. Isan berteriak lantang, menyerukan nama Icha. Memanggilnya untuk kembali. "ICHA!!"
Abu Abu [ completed ] by deynaraa
72 parts Complete
Cerita pertama! Tahap revisi (Boleh follow dulu gak sebelum baca? Hehe) Setelah baca cerita ini, wajib lanjut Lubna dan effort. Hati-hati pusing saat membaca cerita ini. Saat selesai membaca cerita ini, tolong ambil baiknya dan buang buruknya. Jika menurut kalian tidak ada hal baiknya, tolong jadikan cerita ini sebagai hiburan saja. ----- Si Gadis Cantik dan Cerdas. Dia akan membuat kejutan untuk orang terdekatnya termasuk tunangannya. Kepulangannya ke Indonesia awal dari muncul nya konflik-konflik yang terjadi. Banyak hal yg di sembunyikan oleh keluarganya. Banyak rahasia yang nantinya akan terungkap. Dendam. Ya, dia harus membalaskan nya pada mereka. ------ "Sayang? Orang konyol mana yang masih sayang tapi selingkuh. Cuman lo yang gue tahu, Ga. Konyol lo!" kesalnya menatap Agam. "Maaf." lirih Agam, lalu berdiri dari duduknya. "Maaf mulu kerjaan lo! Setelah ini lo bebas, Ga. Lo bebas dengan siapapun, i really don't care about it." ucap Lubna tegas menatap Agam dengan raut serius. "Kita udah selesai, Ga. Jauh sebelum gue kembali ke Indonesia." lanjutnya tegas. "Berengsek!" sarkas Lubna menatap Agam tajam. "Gue emang berengsek, Na. Tapi orang berengsek ini masih sayang sama lo!" ucap lantang Agam. ****** 18+ Mungkin cerita awalnya sedikit membosankan atau kelihatan tidak seru. Tapi coba deh lanjutkan baca ke part atas dan seterusnya, kalau masih belum sesuai dengan ekspektasi kalian, saya mohon maaf, ya. Semua cerita ini murni dari pemikiran penulis, ya. Highest Rank : #1 - fiksi remaja ( 10 Jan #2 - balas dendam ( 12 Jan #1 - misteri ( 12 jan #1 - perpisahan ( 13 jan #2 - persahabatan ( 13 jan #1 - klasik ( 19 jan #2 - teka-teki ( 19 jan n 16 feb #1 - petualangan ( 21 jan #2 - badgirl ( 25 jan #4 - humor ( 30 jan #2 - sosiopat ( 09 feb #1 - teka teki (22 mai #2 - bad girl (26 mai #1 - mafia ( 27 agt #1 - darkromance ( 27 agt #1 - action ( 27 agt #2 - remaja Start : 4 Des 2021 End : 23 Jan 2022 Cover : Pinterest
You may also like
Slide 1 of 10
Air Mata Di Pintu November (TERBIT) ✓ cover
Summer Triangle  (Revisi) cover
Amor Almira cover
Sweet Combat cover
Amor Eterno  cover
GADIS (Lengkap belum revisi) cover
Vericha Aflyn ✔️ cover
THE VIP : GOLDEN HIGH SCHOOL  cover
Abu Abu [ completed ] cover
AFIKA [ END✔ ] cover

Air Mata Di Pintu November (TERBIT) ✓

15 parts Complete

Novel bisa dibeli di Shopee Jaehana_Store BAGIAN KEDUA SAPTA HARSA VERSI NOVEL || KLANDESTIN UNIVERSE "Kenapa lo jahat sama gue! Kenapa kemarin lo pergi? Kenapa? Kenapa lo ninggalin gue? Kenapa lo tega, Jen?" Haikal tak bisa lagi menahan kesedihan yang telah menumpuk di dalam dirinya. Jendral hanya tertawa kecil. "Lo ngomong apasih, Kal? Gue nggak pergi ke mana-mana, kita kan selalu sama-sama. Gue mana pernah ninggalin lo. Ayo ikut, gabung sama yang lain." Ia menarik tangan Haikal, mengajaknya berlari menuju sisi lain dari air mancur itu. Di sana, semua anggota Klandestin berkumpul. Beberapa duduk di atas ayunan yang berderit pelan, ayunan tersebut dihiasi dengan lampu-lampu kecil yang mengelilinginya. "Bang Haikal! Kenapa telat? Kita nungguin loh!" seru Cakra. "Kal, sini, ada mainan yang cocok buat lo," tambah Reihan. Namun, Haikal menggeleng. Ia justru menggenggam erat tangan Jendral di sampingnya. "Kenapa, Mbul? Main sana," Jendral menatapnya dengan heran. Haikal menggeleng lagi, kali ini dengan lebih kuat. "Gue takut," bisiknya, suaranya hampir tak terdengar. "Takut?" Jendral tertawa, seolah-olah hal itu adalah lelucon. "Seorang Haikal takut?" Haikal mengangguk, menahan diri untuk tidak menangis. "Gue takut kalo genggaman tangan gue lepas, lo bakalan pergi."