Story cover for The Kingdom of Elemental's [SPECIAL EDITION] by eleanora_wind
The Kingdom of Elemental's [SPECIAL EDITION]
  • WpView
    Reads 1,626
  • WpVote
    Votes 100
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 1,626
  • WpVote
    Votes 100
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published Nov 29, 2019
"Pada 900 tahun sebelum masehi, perbudakan adalah hal wajar yang biasa diterima oleh para budak kelas bawah. Lolongan kesakitan dan kesengsaraan, tawa kepuasan dari para pemberontak, seruan-seruan marah para prajurit yang menangkap buronan mereka, semua itu seperti makanan sehari-hari bagi para rakyat."

"Namun apakata, ditengah kesengsaraan rakyat saat itu, terdapat sebuah isu tentang sebuah ramalan, yang akhirnya menjadi buah bibir tersendiri di zaman itu. Ramalan yang menjadi awal mula dari kehidupan yang baru. Kelahiran."

"Saat itu di musim gugur. Tujuh keturunan Elemental's Kingdom, telah lahir. Tujuh keturunan yang akan disambut oleh, 
'Sambaran kilat di langit, tiupan angin musim gugur yang lembut, guncangan dari dalam tanah yang menyatakan kalau bumi ikut merayakan, kobaran-kobaran api kobor yang di pasang di setiap tempat, rintik-rintik air dari langit, mekarnya bunga Ahre'nums yang sudah lama mati, dan terpaan cahaya hangat dari matahari yang bersinar terang.'

"Sebuah awal mula dari dunia yang baru."




Gendre : fanfiction, with super-power, family, friendship,    empire, and more again.
•
•
•
•
Public Domain
Sign up to add The Kingdom of Elemental's [SPECIAL EDITION] to your library and receive updates
or
#99king
Content Guidelines
You may also like
DESCENDANTS OF SEVENTEEN (a story can't never tell) by alfariks
4 parts Ongoing Mature
Tujuh puluh tahun yang lalu, dunia seperti yang dikenal manusia hancur seketika. Sebuah meteorit raksasa menghantam bumi pada tahun 2017, menelan lebih dari setengah populasi manusia dalam kobaran api dan kehancuran. Namun, dari reruntuhan itu, lahir sesuatu yang tak terduga-tujuh batu kristal sakti yang menyimpan kekuatan di luar nalar manusia. Bersamaan dengan munculnya batu-batu misterius itu, dunia yang selama ini tersembunyi mulai memperlihatkan dirinya. Ras-ras lain seperti Ligeria, Arzi, dan Farman, yang selama ini bersembunyi di balik realitas manusia, akhirnya muncul ke permukaan. Namun, pertemuan ini bukannya membawa kedamaian, melainkan awal dari perang yang lebih besar. Farman, ras yang paling ambisius, mulai menaklukkan dunia dengan cara kejam, memperbudak ras lain, dan merebut wilayah yang bukan milik mereka. Di tengah peperangan yang berkecamuk, Raja William Thinkler dari kaum Arzi berusaha menjadi perisai terakhir bagi perdamaian. Namun, takdir berkata lain-ia gugur di medan perang, meninggalkan sumpah yang akan menggema sepanjang zaman. "Hari ini bukanlah akhir, hanya bayangan dari fajar yang belum nyata..." "Saat kelam merangkak mundur, tertimpa cahaya senja yang enggan padam." "Dimana Pantang menyerah masih akan berdiri, di atas ragawi dosa dosa." "Sebilah besi akan terangkat tanpa amarah, dan dari gemuruh pertempuran, suara kedamaian pun terlahirkan." Sebuah janji tertinggal di antara kehancuran, sebuah harapan yang menunggu untuk ditepati. Perang ini bukanlah akhir, melainkan awal dari kisah yang lebih besar-sebuah perjalanan yang akan menentukan nasib dunia yang baru.
Art Of Life: Helianthus fabula by FancySunflower
13 parts Ongoing
Saat masih kecil, banyak orang yang salah mengira mana yang bungsu diantara Duri dan Solar. Bukan hanya karena jarak umur mereka yang hanya terpaut 2 tahun, tetapi juga karena kepribadian Duri yang terlihat lebih polos dan cengeng dibanding Solar yang kerap kali menunjukan sikap tenang dan jarang menangis. Duri itu gampang sekali menangis termasuk menyangkut hal-hal kecil seperti menonton vidio tiktok kucing random yang terlihat kotor dan kelaparan di jalan. Ia bisa menghabiskan waktu kurang lebih satu jam menangisi serial animasi kisah hidup lebah kecil yang mencari ibunya. Berbeda dengan Solar yang sedikit lebih tenang, Ia terhitung sebagai anak yang jarang sekali menangis. Tentu saja Ia bisa merengek dan berguling guling heboh di lantai pada saat saat tertentu seperti memohon pada Halilintar untuk dibelikan sesuatu yang Ia inginkan atau ketika dia dan Duri terlibat dalam adu fisik dalam memperebutkan mainan, namun Halilintar hanya beberapa kali melihat Solar benar benar meneteskan air matanya. Halilintar pernah bertanya pada adiknya mengenai hal ini dulu, Solar mungkin menganggap bahwa menangis itu menunjukan kelemahan. Ia merasa menangis membuatnya tampak lemah, dan laki-laki yang seharusnya kuat tidak diperbolehkan untuk menangis. Halilintar memberikan pengertian pada adik kecilnya itu kalau sangat tidak apa-apa untuk menangis, mau itu perempuan atau laki-laki. Tapi sepertinya kebiasaan Solar untuk menahan perasaan sedihnya dan untuk tidak menangis itu sudah terlanjur masuk ke dalam diri Solar. Karena itu, melihat adiknya menangis tersedu dihadapannya saat ini membuat hati Halilintar serasa teriris. Hal apa yang Ia hadapi sampai mampu membuat pertahanannya runtuh.
You may also like
Slide 1 of 9
DESCENDANTS OF SEVENTEEN (a story can't never tell) cover
Art Of Life: Helianthus fabula cover
album. ✓ cover
oneshoot Boboiboy Elementals , Yaya, Dan Oc cover
A tale's about earth emotions [Nameless] cover
Bungsu [second life] cover
Ketika Elemental Jadi Bocil  cover
TRAUMATIZED🪽(END) cover
Bandung, 30 Days With Danuja [BBB Fanfict] cover

DESCENDANTS OF SEVENTEEN (a story can't never tell)

4 parts Ongoing Mature

Tujuh puluh tahun yang lalu, dunia seperti yang dikenal manusia hancur seketika. Sebuah meteorit raksasa menghantam bumi pada tahun 2017, menelan lebih dari setengah populasi manusia dalam kobaran api dan kehancuran. Namun, dari reruntuhan itu, lahir sesuatu yang tak terduga-tujuh batu kristal sakti yang menyimpan kekuatan di luar nalar manusia. Bersamaan dengan munculnya batu-batu misterius itu, dunia yang selama ini tersembunyi mulai memperlihatkan dirinya. Ras-ras lain seperti Ligeria, Arzi, dan Farman, yang selama ini bersembunyi di balik realitas manusia, akhirnya muncul ke permukaan. Namun, pertemuan ini bukannya membawa kedamaian, melainkan awal dari perang yang lebih besar. Farman, ras yang paling ambisius, mulai menaklukkan dunia dengan cara kejam, memperbudak ras lain, dan merebut wilayah yang bukan milik mereka. Di tengah peperangan yang berkecamuk, Raja William Thinkler dari kaum Arzi berusaha menjadi perisai terakhir bagi perdamaian. Namun, takdir berkata lain-ia gugur di medan perang, meninggalkan sumpah yang akan menggema sepanjang zaman. "Hari ini bukanlah akhir, hanya bayangan dari fajar yang belum nyata..." "Saat kelam merangkak mundur, tertimpa cahaya senja yang enggan padam." "Dimana Pantang menyerah masih akan berdiri, di atas ragawi dosa dosa." "Sebilah besi akan terangkat tanpa amarah, dan dari gemuruh pertempuran, suara kedamaian pun terlahirkan." Sebuah janji tertinggal di antara kehancuran, sebuah harapan yang menunggu untuk ditepati. Perang ini bukanlah akhir, melainkan awal dari kisah yang lebih besar-sebuah perjalanan yang akan menentukan nasib dunia yang baru.