Terlalu sering bersama, tumbuh bersama, menghabiskan waktu bersama.
Benar kata pujangga, cinta hadir tanpa bersuara. Rasa yang sama tak lagi sama, saat kamu menyadari sahabat mu bukan lagi sahabat. Ketika dia menjadi lebih, hadirnya berharga, tawanya tergiang-ngiang, sedihnya menyulut emosi mu.
Sayang, cinta untuknya tak bisa bersuara. Cinta untuknya seperti secangkir kopi yang baru disajikan, panas. Asapnya mengepul indah mengundang mu tapi tak bisa kau cicipi. Jika memaksa, bibir dan lidah mu bisa terluka tapi jika kau menunggu, ia bisa saja dimiliki orang lain-
FRIENDZONE, jatuh cinta pada sahabat sendiri tapi tak bisa bilang itu menyiksa
Baru beberapa kali bertemu, dua manusia berbeda jenis kelamin itu memilih untuk melangsungkan pernikahan.
Mereka menikah bukan karena cinta. Mereka juga bukan menikah kontrak seperti yang dilakukan tokoh fiktif di dalam drama atau novel. Mereka menikah atas kemauan sendiri.
Menikah, hidup satu atap, tapi mereka fokus pada diri masing-masing. Terlalu aneh menyebut hubungan mereka sebagai pernikahan, tapi nyatanya mereka menikah sah secara hukum dan agama.
Karena perkenalan yang terlalu singkat, membuat mereka menyadari betapa berbedanya kepribadian satu sama lain. Ada saja hal-hal kecil yang mereka perdebatkan.
Bisakah mereka hidup bersama meski tanpa cinta? Atau justru cinta akan datang seiring kebersamaan mereka?
Highest Rank:
#3 Pasangan
#4 Imperfect
#10 Surabaya