Malam itu rama baru saja pulang dari Jogja dengan wajah lusuh dan pakaian yang kumal setelah selama tiga hari berada dikapal yang berbau minyak itu. Kedatangannya disambut di teras rumah dengan suasana senang dan bahagia keluarganya. Namun sosok sesorang yang dinanti dan dirindukannya tidak tampak wajahnya datang menyambutnya. Sosok tersebut sedang terbaring lunglai menunggunya di kasur depan Televisi tempat biasa berkumpul keluarga. Rama mencoba menyampiri ayahnya memeluknya sambil berkata ayah gimana kabarnya. Ayahnya coba menjawab namun suara yang keluar dari mulut ayahnya tidak bisa tersampai dengan jelas. Rama mencoba memahami perkataan dari ayahnya dibantu oleh abangnya. Setelah selesai mengatakan kerinduannya kepada ayahnya, rama mengeluarkan oleh- olehnya yang dibawanya dari jogja. Kemudian dia tidur disamping ayahnya karena capek selama perjalanan di kapal. Menjelang subuh, dia terbangun dan terkejut karena melihat ibu, kakak dan abangnya mencoba menenangkan ayahnya yang mengalami kejang- kejang dan nafas yang tersenggal. Rama mencoba bertanya kepada abangnya : bang, abah kenapa bang ?, abangnya mencoba menjawab : cepat kamu baca doa sambil mencoba menangkan abah. Rama langsung melakukan perintah abangnya. Subuh itu semua keluarga penuh kondisi kekhawatiran melihat kondisi abahnya yang hampir mau menemui ajalnya. Namun yang diatas berkehendak lain, malam itu abah terselamatkan. Keesokan paginya rama menemani abahnya dibawa ke puskesmas. Namun dari pihak puskesmas, abah harus dibawa ke rumah sakit dan harus dirawat inap. Mendengar rujukan dari rumah sakit rama merasakan kekhawatiran mendalam karena sebelumnya ayahnya tidak pernah di rawat inap di rumah sakit.All Rights Reserved