Entah sejak kapan aku merasakan kesedihan yang begitu mendalam ini. Tulang ku seakan remuk nadi ini seakan hancur bagaikan ditimpah oleh besi yang begitu besar. Aku hanya bisa terdiam merasakan setiap sakit yang begitu bergejolak ini, dan aku belajar bahwa semua berefek dengan semua, aku benci setiap hal yang ada di hidupku benci untuk tertawa dan benci untuk menangis entah apa yang aku suka tapi setiap hal yang ada di hidup ini adalah omong kosong yang berkelanjutan, bagai kekesalan yang ada. Aku hidup di lingkungan yang begitu racun dan mematikan bersama orang yang tak pernah memahamiku, aku pikir jika kematianku lebih logis di bandingkan kehidupanku. Sampai suatu saat orang itu datang dan membawa perasaan yang aku kenal dengan nama "kebahagiaan" namun harusnya aku sadar diri bahwa aku siapa dan dia siapa, tidak pantas sampah seperti aku menikmati kebahagiaan itu. -