Sejujurnya Selama lebih dari 700 tahun aku hidup aku belum pernah merasakan apa itu jatuh cinta, bagiku cinta hanyalah sebuah cerita yang memuakkan, penuh dengan pembodohan didalamnya, hidupku hanya ada ambisi untuk menjadi yang terkuat. Tapi kenapa disaat aku bersama dengan nya aku merasakan ada yang lain dari diriku, aku bukanlah aku,bahkan untuk memberinya tatapan datarku saja aku tidak bisa, ah sial, mungkinkah aku jatuh cinta? Huh! Tidak mungkin? Tidak mungkin aku jatuh cinta pada seorang bayi perempuan yang pernah ku culik, kurawat ia dengan penuh perasaan kasih namun itu semua hanya untuk mencapai ambisi ku, dendam ku kepada keluarga nya, namun saat ia beranjak dewasa kenapa perasaanku mulai berubah padanya, tak ada lagi rasa sayang palsu, entah mengapa hati dan pikiranku mulai ber khianat, ah perasaan apa ini? Rasanya aku ingin terus membuatnya bahagia, rasanya aku sakit saat melihatnya terluka, bahkan aku ingin selalu melindunginya. Heh gadis kecil, apa yang kau lakukan padaku?
~Alfalingga Linggar Iluzio~
Kak, aku hanya ingin bersamamu selamanya, aku menyayangimu.Aku ingin terus didekatmu, Selamanya!
Bisakah aku terus memilikimu? Kenapa aku tidak suka saat ada seorang wanita yang mendekatimu? Entahlah! Aku sendiri bingung yang aku tau aku tidak ingin berbagi dirimu kepada siapapun, salahkah aku?
~Lilly Queenexia Krystal~
Tidakkah kau rasakan waktu berlalu begitu cepat?
Ia hampir saja membuatku melupakan satu hal yang paling menyakitkan tentang dirimu.
Tentang kau yang tiba-tiba hilang seakan ditelan bumi.
Tentang lenyapnya impian yang pernah kita rangkai bersama.
Hidup bahagia dalam bahtera rumah tangga.
Dan membangun sebuah keluarga kecil yang bahagia.
Bahkan semua itu telah kita susun sedemikian apik dan terlaksana sesuai harapan.
Namun ternyata kenyataan menamparku dengan kepergianmu.
Kehidupan kita yang aku damba-dambakan sekarang hanya menjadi sebatas imajinasi.
Sejak kepergianmu tak ada satu haripun yang aku lewati tanpa memikirkanmu
Berulang kali ku paksa memoriku untuk memutar deretan hari yang kita lewati bersama kedua buah hati kita sebelum kepergianmu itu, berharap aku bisa menemukan jawaban atas semua pertanyaan-pertanyaan yang menghantuiku.
Namun tak ada satupun dari rentetan kenangan itu yang menjawab kegelisahanku.
Sampai akhirnya waktu, benar membuatku terbiasa. Mencoba menghapus semuanya meski seringkali
dadaku sesak karena tangis yang tak bisa kulepas.
Dan kini sudah dua tahun kisah kita berakhir tanpa kata pisah
Dan takdir seolah mempermainkanku dengan mempertemukan kita kembali secara tidak sengaja
Kau masih sama, tidak ada yang berubah
Kau masih seperti sosok yang dulu membuatku jatuh hati
Tapi yang membuatku terpukul adalah Tuhan merenggut ingatanmu.