Perghibahan isi kamar tentang Riana, si perempuan cantik penghuni kamar. "Kamuflase!" tiba-tiba sebuah pena berujar. Aku menatapnya. "Kalian perdebatkan sesuatu yang tak berfaedah," ujarnya diplomatis. "Ia telah tuliskan puluhan kepasrahannya dengan tintaku diatas sebuah buku. Itu yang ku tahu. Setelah, ia luluh lantakkan hidupnya dalam sumpah serapah!" Aku terdiam. "Bohong rasanya kalau kamu tidak tahu," ujar pena itu padaku. Lagi aku terdiam. "Hmmm...," bintang-bintang itu menatapku, nanar. Entah, mengapa aku merasakan ruangan ini menjadi begitu sesak.All Rights Reserved
1 part