Asha. Perempuan 21 tahun yang sekarang sedang sibuk bolak-balik rumah-kampus karena kesibukannya dengan tugas akhir alias skripsian. Sudah semester 7, dan dia merupakan salah satu mahluk ciptaan Allah yang seumur hidupnya belum pernah pacaran. Jomblo sejak lahir.
Karena kehidupan semester 7 nya yang hanya sibuk di hari-hari tertentu, dan sisanya adalah goleran di atas kasur favoritnya, Asha seringkali diomeli mamanya. "Jadi cewek kok hidupnya malas-malasan", "Katanya lagi skripsian, kok mama nggak pernah liat kamu ngerjain", "Nggak ada yang mau nikahin kamu gimana coba", "Mana sini kenalin pacar kamu sama mama", dan sebagainya. Lebih banyak dari yang kita kira.
Mahesa, 17 tahun. Baru menginjak kelas 3 sma, sedang persiapan UN. Cowok cerdas yang akalnya melebihi seorang manusia yang tinggal disebelah rumahnya, Asha. Sejak ia kecil, orangtuanya sering sekali menjodohkan dirinya dengan perempuan 4 tahun diatasnya itu. Mahesa sudah terbiasa, ia juga tidak menemukan perempuan lain. di kompleks perumahannya selain Asha. Walaupun Asha yang berusia jauh diatasnya, Mahesa tetap menganggap Asha hanya tetangga usil yang kekanakan. Jauhkan dulu usia Asha dengan parasnya. Kecil, mungil, dan tingkahnya yang jauh lebih kekanakan daripada teman-teman sekelas Mahesa di sekolah membuktikan bahwa Mahesa jauh lebih dewasa.
Maka ketika Mahesa resmi berumur 17 tahun, orangtua mereka tak segan-segan untuk menikahkan mereka berdua.
"Ngapain gue capek-capek nyari cowok, kalau pada akhirnya suami gue anak sma tengil sebelah rumah ini, ma."
"..."
Mendadak kehilangan pekerjaannya, Runa Anantari kini sah menjadi orang paling memprihatinkan di keluarganya.
Berusia tiga puluh tahun, jomblo, ditambah lagi pengangguran.
Namun, dunia Runa dibuat jungkir balik ketika William Arlan, aktor paling ngetop se-Indonesia yang sukses menggeser posisi Nicholas Saputra sebagai most wanted bachelor, tiba-tiba menawarkan pekerjaan kepadanya.
"Sebentar..." Runa mengangkat sebelah tangannya. Keningnya berkerut dalam, meragukan kalimat di luar nalar yang baru saja ia dengar. "Barusan lo bilang apa?"
"Gue bilang, gue sedang menawarkan pekerjaan buat lo," Arlan menyesap kopinya dengan tenang. Pria berkacamata itu meletakkan cangkirnya di atas meja sebelum melanjutkan. "Jadi istri gue."