Pengrajin Hari Wahai ufuk penelan senja Lalu lalangmu lebih pasti dari pengrajin waktu Lebih kentara oleh hitam persembunyian Siluetlah bersama sisasisa rekah senyumku Wahai gerimis pemintal rindu Di balik jendela masih nanar tatapku pada cangkirmu Jerih maupun tawa itu tersimpan rapih di perpustakaan tua di belakang kepalaku Inilah diam terpuisiku melawan hujaman hujan Andai ini bukan hanya tentang perasaan takut Engkaupun tahu esokku masih dikandung waktu Nyanyikan aku lagulagu rindu Hati tersunyi pun gemakan sendu Wahai pengrajin hari Semua janji sangat pasti Bahkan lebih nyata dari semua koleksi senjaku yang tertelan malam Biarlah harapan tenang aman digenggaman. Surabaya, 6/5/2019