Gadis itu hadir dengan botol minuman yang di lemparkannya ke kepalaku, aku menoleh dan aku melihat ia berdiri kikuk.
Mungkin ia merasa bersalah, aku tak bisa melupakan sorot matanya kala itu, Tajam dan mengujab.
Semoga dia tidak menangkap langkahku yang goyah ketika aku mendekatinya, kuakui memang rasa terpikat itu ada.
"Kamu yang menimpuk kepalaku ya tadi" Tanyaku. Ia meringis tanda mengiya kan.
"Kamu budeg soalnya, aku panggil ngga nengok-nengok" Kemarahanku reda seketika,
ku puji kenekatan dan kekurang ajarannya, aku berdiri ragu, tatap dirinya yang sedang membaca ceritaku, haruskah ku jujur padanya? bahwa aku lah penulis yang sebenarnya dia cari-cari. Dan bahwa aku di bayar untuk mendekatinya, serta di kemudian hari sungguh- sungguh aku jatuh hati padanya..