Brilian, seorang mahasiswa hukum berusia 20 tahun, berhasil bekerja part time di Kafe Ruang Temu Rasa, milik pria yang selama 1,5 tahun terakhir dicintainya diam-diam. Saat perasaannya bersambut, ia harus menghadapi mantan pacar si pria yang posesif dan psycho, serta perasaan adik sang pria, yang juga sahabat baik Brilian sendiri.
***
Brilian (Bri) bersahabat baik dengan Dimas. Selain mereka, ada juga Adri dan Toro yang tergabung dalam WhatsApp Group pertemanan "Manis Manja Group". Suatu hari, tanpa ada angin dan hujan, tiba-tiba saja Dimas meminta Bri menjadi pacarnya. Padahal selama ini Dimas tidak menunjukkan perasaan apa pun padanya. Usut punya usut, Bri tahu kalau Dimas dan Larung sedang taruhan, siapa yang punya pacar lebih dulu akan terbebas dari kewajiban mengurus kafe Ruang Temu Rasa, kafe keluarga yang hidup segan mati pun tak mau.
Masalahnya adalah tidak ada yang tahu bahwa selama ini Bri mencintai Larung, kakak Dimas yang juga terlibat taruhan itu. Dimas akhirnya berhasil memenangkan taruhan, dan Larung diharuskan mengurus kafe. Kabar baiknya lagi, Brilian yang sedang butuh uang tambahan, diterima bekerja part time di RuTem.
Bekerja di RuTem membawa kabar baik untuk hubungan Bri dan Larung. Kesempatan untuk lebih dekat dengan pujaan hatinya itu terbuka lebar. Sayangnya, ketika perasaannya mulai bersambut, Bri tahu bahwa ternyata mencintai Larung itu sama sekali tidak mudah. Dalam sekejap, hidupnya penuh dengan masalah. Dan lagi pula ... Hey! Kan sekarang ini status Bri adalah pacar Dimas, meski hanya pura-pura. Kok bisa dia lupa poin sepenting ini?
Cover by: Ilafi @pinetreeforest
Start: 15 Desember 2019
Finish: 07 September 2020
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan